KABARINDO, JAKARTA- Politisi Senior Jepang dan mantan gubernur Tokyo, Shintaro Ishihara meninggal pada umur 89 tahun. Dia dikenal dengan komentar dan tulisan kontroversinya. Salah satunya memicu pertikaian teritorial dengan China atas rencana pembelian pulau yang diklaim dua negara tersebut.
Masa jabatan Ishihara sebagai gubernur Tokyo juga ditandai dengan kontroversi pandangan sayap kanan, selalu blak-blakan mengomentari tentang China, komunitas LGBTQ, orang asing, dan wanita lanjut usia.
Bahkan saat bencana tsunami terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011 yang menewaskan 20.000 orang, dia pernah mengeluarkan pernyataan yang sangat kontroversial."Bencana itu adalah hukuman Ilahi untuk egoisme Jepang," katanya, mengutip, Reuters, Selasa (1/2/2022).
Tidak berhenti di situ pada Agustus 2020 lalu Ishihara juga menulis esai bahwa hampir seluruh politisi Jepang 'kekanak-kanakan'. Sehingga memicu kehebohan. Namun warisan terbesarnya, adalah telah memicu kembali pertikaian dengan China atas pulau di Laut China Timur. Dia mengusulkan Tokyo membeli pulau berbatu dan tidak berpenghuni itu dengan uang yang dikumpulkan hampir US$ 19 juta, juga mengatakan pulau itu adalah sumber daya Jepang yang penting.
Pemerintah akhirnya menasionalisasi pulau itu dalam upaya meredakan situasi, tetapi langkah itu menjadi boomerang dan memicu protes dan boikot anti - Jepang di seluruh China. Memperparah keadaan, pada Konferensi Pers Desember 2014, Ishihara dan menyalahkan China karena memasuki wilayah Jepang.
"Orang-orang itu yang mencoba menyebabkan bentrokan, memasuki wilayah Jepang dengan kapal China mereka," jelasnya.
Ishihara juga menganjurkan negara Jepang harus memiliki senjata nuklir sebagai pencegah China dan Korea Utara.Selain itu dia juga menjadi tokoh kunci dimana Tokyo menjadi tuan rumah olimpiade 2020 lalu, meski dia tidak lagi menjabat sebagai Gubernur saat itu.
Ishihara lahir di luar Tokyo, tepatnya di Prefektur Kanagawa dimana mendapatkan ketenaran awal sebagai penulis. Dia memenangkan penghargaan Akutagawa yang bergengsi atas novelnya 'The Season of The Sun' saat menjadi mahasiswa. Selain itu dia bertugas di parlemen dari tahun 1968 - 1995. Berlanjut menjadi Gubernur Tokyo pada 1999 dan menjabat selama empat periode.
Meski komentarnya sering membuat dia dalam masalah. Ishihara dikagumi oleh masyarakat Jepang, terlihat dari akun twitternya setelah pengumuman kematian banyak komentar politisi saat ini harus belajar dari dirinya.
Sumber: CNBCIndonesia
Foto: REUTERS