KABARINDO, WINA – Dalam sesi pertemuan Dewan Tetap OSCE di Wina, Austria, Kamis (13/1), menteri luar negeri Polandia memperingatkan betapa dekatnya Eropa dengan perang dibandingkan dengan kondisi 30 tahun sebelumnya.
Berbicara kepada utusan dari 57 anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), Zbigniew Rau tidak menyebut nama Rusia, tetapi menyebutkan serangkaian konflik yang diduga melibatkan Moskow.
Peringatan ini disampaikan bersamaan dengan putaran ketiga diplomasi minggu ini yang bertujuan meredakan ketegangan atas permintaan Rusia agar Ukraina tidak pernah diizinkan untuk bergabung dengan NATO.
"Tampaknya risiko perang di wilayah OSCE sekarang lebih besar daripada sebelumnya dalam 30 tahun terakhir," kata Rau dalam pidato yang menguraikan prioritas negaranya saat memegang jabatan ketua bergilir OSCE tahun ini.
"Selama beberapa minggu kami telah dihadapkan dengan prospek eskalasi militer besar di Eropa Timur," tambahnya.
(Foto: Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau -OSCE)
Polandia adalah salah satu anggota NATO yang paling ‘hawkish’ (tegas menentang) dalam menghadapi apa yang dilihatnya sebagai ambisi revisionis Rusia di Eropa Timur.
"Kita harus fokus pada resolusi damai konflik di dalam dan sekitar Ukraina," tambah Rau, menyerukan "penghormatan penuh terhadap kedaulatan, integritas teritorial, dan persatuan Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional".
Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, yang telah memerangi separatis yang didukung Moskow di timurnya. Rusia mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada tahun 2014.
Pembicaraan level rendah tingkat duta besar hari Kamis (13/1) di Wina akan menjadi yang pertama dalam minggu ini di mana Ukraina akan diwakili.
Pembicaraan tingkat menteri antara Rusia dan AS di Jenewa pada hari Selasa (11/1) dan antara Rusia dan NATO di Brussels pada hari Rabu (10/1) gagal menghasilkan kemajuan yang jelas. ***(Sumber dan Foto: Reuters, OSCE)