Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Pilih Mana? Ikut Tren yang Sedang Booming atau Jalani Sesuai Passion?

Pilih Mana? Ikut Tren yang Sedang Booming atau Jalani Sesuai Passion?

Ekonomi & Bisnis | Jumat, 7 Januari 2022 | 17:18 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Pilih Mana? Ikut Tren yang Sedang Booming atau Jalani Sesuai Passion?

Pilih Mana? Ikut Tren yang Sedang Booming atau Jalani Sesuai Passion?

Menjalani passion tidak kalah penting untuk memulai bisnis

Surabaya, Kabarindo- Memulai sebuah bisnis bukanlah perkara yang mudah. Mulai dari menentukan jenis bisnis apa yang ingin digeluti, seperti apa model bisnisnya, hingga strategi pemasaran, semuanya merupakan keputusan yang harus dipertimbangkan oleh para entrepreneur.

Tidak jarang, muncul pula pertanyaan apakah harus berbisnis sesuai passion atau cepat meraih kesempatan dengan bisnis yang sedang tren agar bisa untung secara instan. Misalnya saja bisnis pastry seperti croffle atau dessert box yang sedang digandrungi, atau bisnis alat dan suplemen kesehatan yang menjamur sejak munculnya pandemi Covid-19.

Di sisi lain, menjalani passion juga tidak kalah penting untuk memulai bisnis. Justru dengan memiliki passion, seorang entrepreneur dapat mengembangkan bisnis yang otentik serta memiliki identitas brand sendiri. Dengan adanya passion, lazimnya bisnis dapat konsisten, berkelanjutan serta akan selalu muncul motivasi untuk terus menciptakan inovasi baru.

Menciptakan keotentikan identitas brand berlandaskan passion

Passion atau minat adalah kecintaan kita untuk melakukan hal tertentu. Sering kali kita menemui bisnis atau brand yang berdiri dan eksis, karena kecintaan pendirinya terhadap suatu hal, lantas berinovasi dan terus berkembang sehingga bisa meraih kesuksesan.

Passion seringkali pula menjadi penentu dari DNA sebuah brand. DNA ini kemudian menjadi keontetikan dan kunci yang penting sebelum pebisnis melangkah ke fase berikutnya. Jika brand DNA belum kuat, akan sama halnya dengan anak yang belum kuat pijakan kakinya dan rentan terjatuh.

Namun apakah passion yang kita miliki benar-benar cukup untuk membangun kesuksesan dalam berbisnis? Jawabannya tidak cukup. Setelah memiliki passion, bisnis tetap harus dibangun dengan tujuan yang jelas, memiliki business plan serta business model yang solid.

Handoko Hendroyono, Co-founder MBloc Space & Filosofi Kopi serta Ketua Mentor Nasional Diplomat Success Challenge 12 (DSC12), mengatakan passion adalah core business yang bisa menjadi langkah awal untuk menentukan tujuan bisnis.

Memiliki tujuan bisnis yang jelas, mengeksekusi rencana bisnis dengan benar serta menjalaninya dengan spirit dan semangat yang menggelora. Tiga hal Ini dapat menjadi awal bagi entrepreneur untuk dapat mengeksplorasi dan terus belajar menggali tujuan. Tidak sekadar hasil, tapi juga dilihat bagaimana caranya menumbuhkan semangat menjadi tujuan yang bisa berkembang panjang,” ujarnya.

Diplomat Success Challenge 12 (DSC12) adalah salah satu kompetisi wirausaha terbesar dan terdepan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Wismilak Founsation. Pada 2021 lalu telah menginjak tahun ke-12.

Passion dan tren sebenarnya bisa berjalan beriringan. Bagi entrepreneur, pastikan tren di sini bukan sekadar ikut-ikutan atau mencari jalan pintas untuk sukses, namun lebih kepada meraih peluang dengan menghadirkan inovasi dan ide kreatif pada produk atau layanan yang ditawarkan. Mengikuti tren yang sesuai dengan DNA dan nilai bisnis dapat menjadi daya tarik tersendiri, karena konsumen akan melihat bahwa brand semakin berkembang dan tidak monoton. Selain itu, mengikuti tren juga bisa membantu entrepreneur untuk mempertahankan bisnis di tengah persaingan yang ketat.

Tidak jarang saat entrepreneur memulai bisnis dengan passion, justru merekalah yang dapat menciptakan tren baru di industrinya. Merekalah nantinya yang dapat unggul bersaing, bahkan menjadi top of mind di tengah masyarakat.

“Produknya sudah ada, sudah memiliki pabrikan yang feasible. Langkah selanjutnya adalah bagaimana mengakselerasi brand positioning, brand identity hingga marketing strategy. Dalam persaingan saat ini, entrepreneur dituntut pula untuk bisa berpikir secara teknis. Memiliki mimpi, ide dan produk itu baik. Namun kita harus terus menggali apa lagi yang bisa diolah dari produk yang kita miliki. Produk, talenta atau pemilik bisnis diharapkan tidak hanya menjadi maker, namun bisa menjadi kreator,” ujar M. Jupaka, salah satu Mentor Nasional DSC12 yang juga merupakan CEO NIION dan Business Strategist Kick Avenue.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER