PGN Siap Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi pada Masa Transisi
Surabaya, Kabarindo– PT PGN Tbk. sebagai Subholding Gas Pertamina, terus mendukung peningkatan utilisasi gas bumi dan sinergi pengelolaan seluruh rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir pada masa transisi energi dengan misi “Connecting Clean Energy for Sustainable Growth”.
Untuk menjawab tantangan tersebut, PGN menerapkan prinsip kesetimbangan dari Tiga Pilar (Trilema) Energi, sekaligus agar upaya optimalisasi utilisasi gas bumi tersebut dapat terealiasi di lapangan, dan peran gas bumi sebagai energi transisi menuju target Net Zero Emission tahun 2060 dapat diwujudkan.
Trilema Energi meliputi Energy Security (Secure & reliable), Energy Equity (Affordable & Available) dan Environmental Sustainability (Green& Clean).
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menjelaskan bahwa dalam upaya menjaga Energy Security, PGN optimis dapat berperan secara aktif dalam mempertahankan ketahanan energi, terutama dalam pemanfaatan gas bumi. Dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi seluas lebih dari 31 ribu km dan 4 terminal LNG, PGN berperan penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia.
“Jaringan ini diharapkan dapat menjamin pasokan gas bumi yang andal dan terinterkoneksi di berbagai wilayah Indonesia. Ke depan, PGN melihat adanya potensi pasokan yang cukup besar di berbagai wilayah, termasuk Sumatera bagian utara, Sulawesi, Kalimantan Timur dan Papua,” ujarnya pada Minggu (18/2/2024).
Rosa menambahkan, PGN menjaga agar pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas namun dengan layanan yang efektif dan efisien. PGN juga akan terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, dimana dari potensi pasokan gas bumi mendatang didominasi oleh jenis Liquified Natural Gas (LNG),” ujar,
Pada prinsip Energy Equity, PGN berupaya menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat dengan harga yang terjangkau. Jika dibandingkan dengan energi lainnya, harga gas bumi relatif lebih terjangkau. PGN menyediakan gas bumi dengan layanan berkisar 6 – 13,87 dollar AS per MMBTU. Harga tersebut masih di bawah RON 90 (Pertalite) sebesar 17,3 dollar AS, LPG – 12 KG sebesar 26,20 dollar AS dan HSD sebesar 41,18 dollar AS.
Environmental Sustainability, PGN mencermati target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian dunia. Maka PGN ingin menciptakan pemanfaatan energi gas bumi, termasuk LNG, sebagai pilihan utama. Mengingat gas bumi merupakan energi yang relatif lebih ramah lingkungan dengan tingkat emisi karbon paling rendah dibandingkan dengan batu bara dan fossil fuel lainnya. Emisi karbon gas bumi sebesar 59 KG CO2 per MMBTU, jauh lebih rendah dari LPG (66 KG CO2 per MMBTU), gasoline (72 KG CO2 per MMBTU), petroleum (77 KG CO2 per MMBTU) dan batu bara (98 KG CO2 per MMBTU).
Menurut Rosa, optimalisasi utilisasi gas bumi pada masa transisi energi penting untuk ketahanan energi. Produksi minyak terus menurun, gas pipa juga terus menurun, sementara konsumsi energi dari hari ke hari semakin meningkat yang akhirnya berpotensi berdampak terhadap peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan. Karena itu, perlu utilisasi sumber energi alternatif untuk mengurangi ketegantungan dan impor BBM.
Rosa mengatakan, gas bumi dapat menjadi solusi alternatif energi, karena cadangan gas bumi di Indonesia dan dunia lebih banyak dari cadangan minyak. Dari aspek keekonomian akan lebih menguntungkan. Selain itu, perencanaan utilisasinya dalam jangka panjang menjadi penting untuk dilaksanakan.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri sebagai badan usaha di sektor midstream dan downstream. Perlu sinergi dan komunikasi yang intensif serta gotong royong seluruh stakeholder untuk muara layanan masyarakat akan layanan energi yang transparan dan andal,” ujarnya.
Dengan jumlah sumber gas yang melimpah, selain dapat disalurkan ke sektor pelanggan eksisting yang sudah dilayani seperti kelistrikan, industri, transportasi darat, UMKM, komersial dan rumah tangga, pemanfaatan gas bumi dapat diperluas ke pengguna gas yang kebutuhannya dalam jumlah besar seperti sea & land logistics transportation, refineries, lifting oil dan power generation. Diharapkan dengan perluasan dan peningkatan volume utilisasi gas bumi domestik, maka multiplier effect yang dirasakan oleh masyarakat dan negara juga akan semakin optimal.
“Sinergi antara pemerintah dan badan usaha migas memiliki andil yang krusial, agar rantai pengelolaan pemanfaatan gas bumi berkelanjutan dan memberikan dampak positif dalam jangka panjang,” ujar Rosa.
Foto: istimewa