Perempuan Perlu Kuasai AI Generatif
4 Alasan krusial di tengah kekhawatiran 46% perempuan terhadap otomasi pekerjaan
Surabaya, Kabarindo- Penggunaan awal AI Generatif yang berfokus pada fungsi-fungsi yang secara historis didominasi oleh perempuan, seperti pemasaran dan layanan pelanggan, membuat banyak perempuan khawatir terhadap pekerjaan mereka saat ini.
Studi IBM Institute for Business Value (IBV) Women in Leadership pada 2023 menemukan hampir 46% perempuan khawatir otomasi yang didorong oleh AI akan menggantikan mereka dalam pekerjaan. Sedangkan kaum pria hanya 37%-nya yang memiliki kekhawatiran serupa.
Padahal jika bisa memanfaatkan AI generatif dengan baik, perempuan bisa menempati posisi strategis dalam menentukan penggunaan teknologi yang relatif baru diadopsi beberapa tahun ini. Dengan menjadi agen perubahan dan mengadopsi keterampilan penggunaan AI generatif dengan cepat, perempuan dapat memajukan karir mereka serta mengurangi mitos gender dan bias sistemik dalam dunia kerja.
Catherine Lian, General Manager & Technology Leader di IBM ASEAN, menekankan pentingnya momentum ini untuk dimanfaatkan secara optimal. Ia mengatakan, perempuan dapat menjadi kekuatan pendorong fungsi bisnis yang mengadopsi AI generatif.
“Banyak perempuan yang tidak melihat AI generatif sebagai alat yang bekerja untuk mereka. Padahal saat AI generatif mengubah alur kerja dan menuntut transformasi di seluruh organisasi, perempuan memiliki kesempatan untuk mendapatkan posisi yang setara dengan laki-laki dalam karirnya,” ujarnya.
Berikut 4 alasan utama pentingnya menciptakan lingkungan yang suportif, inklusif dan edukatif untuk perempuan
Mengurangi bias gender dalam AI generatif
AI generatif dirancang untuk dapat memahami input atau prompt berdasarkan data yang telah digunakan untuk melatihnya. Data tersebut sering kali memiliki bermacam bias. Keterlibatan perempuan secara aktif pada AI Generatif sejak awal dapat mengurangi bias dan ketidaksetaraan yang terjadi secara sistemik, karena mereka bisa menyoroti hasil yang bermasalah dari awal. Penelitian Female Leadership in the Age of AI dari IBM menemukan bahwa di Eropa, 73% pemimpin bisnis percaya bahwa memiliki lebih banyak pemimpin perempuan di sektor mereka berperan penting untuk mengurangi bias gender dalam AI. Namun saat ini hanya 32% yang memiliki perempuan yang bertanggung jawab mengambil keputusan mengenai strategi AI.
Meningkatkan peran strategis perempuan di berbagai pekerjaan
Akan semakin sedikit perempuan yang menjadi pemimpin di masa depan jika tidak memanfaatkan AI generatif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif saat ini. Penelitian IBV menunjukkan jumlah pemimpin perempuan semakin menyusut. Hanya 14% VP senior, 16% VP atau direktur dan 19% posisi manajer senior dipegang oleh perempua. Persentase ini lebih rendah dibandingkan tahun 2019. Tren penurunan ini tidak baik untuk kesetaraan gender maupun bagi bisnis. Penelitian juga menunjukkan bahwa organisasi-organisasi yang secara formal memprioritaskan penempatan perempuan dalam posisi kepemimpinan mengalami pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dan memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi.
Memberikan kekuatan super dalam pekerjaannya
Menurut studi ini, fungsi kerja pada 77% pekerja entry-level akan mengalami perubahan. Perempuan yang memiliki visi mengenai AI, memahami bagaimana AI selaras dengan tujuan strategis dan mengomunikasikan bagaimana AI harus digunakan untuk memberikan hasil, yang berarti akan mendapatkan keunggulan yang tidak ada duanya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi transformatif ini, perempuan mempunyai peluang untuk menjadi pelopor penggunaan AI generatif secara produktif dan bertanggung jawab. Hal ini diharapkan dapat mendorong organisasi tempat mereka bekerja agar memperhatikan penerapan tersebut. Menggabungkan analisis yang tajam dan komunikasi yang baik dapat memberi perempuan kekuatan super di era AI generatif.
Menciptakan pekerja produktif
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019, ada sekitar 51,81% perempuan yang aktif secara ekonomi. Angka ini menanjak menjadi 52,52% pada 2023. Karena itu, peningkatan pemanfaatan AI Generatif oleh perempuan menjadi sangat penting mengingat keterlibatan mereka dalam angkatan kerja Indonesia terus meningkat
Dengan menguasai lanskap AI yang terus berkembang, perempuan dapat menciptakan cara-cara baru dalam memberikan nilai bisnis dan memajukan karir mereka. Seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang mampu menghadapi tantangan ini, mereka dapat terus berinovasi secara bertanggung jawab dan mendefinisikan kembali peran kepemimpinan di masa depan.
Foto: istimewa