Perekonomian Jatim Positif, Tekanan Inflasi Semakin Mereda
Surabaya, Kabarindo- Kinerja perekonomian Jawa Timur terpantau positif dengan tekanan inflasi yang semakin mereda.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur, Giri Tribroto, menyebutkan pada posisi Juli 2023, inflasi tercatat sebesar 4,11% yoy, turun dari bulan sebelumnya sebesar 4,59%.
“Perkembangan IJK di Jawa Timur menunjukkan tren positif di tiga sektor yang diawasi oleh OJK yaitu Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB),” ujarnya pada Rabu (16/8/2023).
Kredit perbankan pada posisi Juni 2023 tumbuh 5,85% (yoy) menjadi Rp.553 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 9,21% yoy. Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) melambat menjadi sebesar 3,33% atau menjadi sebesar Rp.728 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada deposito sebesar 7,04%. Hal ini mengakibatkan LDR/FDR di Jatim pada posisi Juni 2023 menjadi sebesar 76,02%.
Giri mengatakan, OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan/kredit dan terjaganya likuiditas. Likuiditas industri perbankan pada Juni 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 140,35% dan 28,37%, atau tetap jauh di atas treshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan stabil di level 1,34% dan NPL gross sebesar 3,52%. Sementara pemulihan yang terus berlanjut di sektor riil mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 menjadi Rp.30,56 triliun dengan jumlah nasabah menjadi 167.127 nasabah. Jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted (segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024) adalah 58,48% dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau sebesar Rp.17,87 triliun.
Untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul ke depan, kondisi industri perbankan tercatat cukup resillien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 30,03%.
Sejalan dengan penguatan pasar keuangan global, jumlah investor saham meningkat menjadi 638.976 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 20,60% (yoy), investor SBN meningkat menjadi 123.524 SID atau tumbuh 25,78% (yoy), dan investor reksadana meningkat menjadi 1.390.043 SID atau tumbuh 23,87% (yoy). Pada Juni 2023, nilai transaksi saham di Jatim sebesar Rp.18.018 miliar menurun 45,03% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun jumlah kepemilikan saham tercatat sebesar Rp.92.459 miliar atau meningkat 0,52% (yoy). Sementara untuk transaksi reksadana menjadi sebesar Rp.532 miliar atau terkontraksi 1,28% namun jumlah nasabah mengalami peningkatan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM hingga Juni 2023, di Jatim terdapat 1 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK, 25 UMKM penerbit, 7.946 investor dengan jumlah penghimpunan dana mencapai Rp.35 miliar.