KABARINDO, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman Resmi mengukuhkan dan melantikan Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) di bawah pimpinan Ketum Ita Yuliati masa bakti 2023-2027 di Gedung KONI, Kawasan Gelora Bung Karno, Jumat (15/9/2023).
Senam merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) unggulan atau cabor Olimpiade yang medalinya tersedia cukup banyak, oleh itu Indonesia perlu berkonsentrasi mempersiapkan atletnya mengikuti perkembangan cabor senam dan terus dikembangkan sesuai tuntutan tantangannya.
" Sebab itu saya mengapresiasi PB Persani saat memiliki atlet atas nama Rifda Irfanaluthfi yang sedang mempersiapkan diri untuk kejuaraan dunia senam di Belgia akhir bulan ini dan juga mengikuti babak kualifikasi Olimpiade. Dan doa saya Rifda bisa lolos kualifikasi dan menjadi tugas dari PB Persani untuk melahirkan Rifda-Rifda yang baru untuk keikutsertaannya di Olimpiade tahun 2028 yang akan datang," papar Marciano Norman usai mengukuhkan dan melantik PB Persani, kepada para awak media di lantai 12.
Norman pun berharap besar kepada Ketum Ita Yulianti di dipengurusan PB Persani yang baru tersebut dapat mengkonsolidasikan organisasinya dapat evaluasi secara utuh dalam pembinaan prestasi hingga capaiannya akan dilihat
"kita beri dukungan bersama, karena jika kita bisa menempatkan atlet-atlet senam di Olimpiade saya yakin peringkat Indonesia akan jauh meningkat. Jika dibina sedini mungkin peluang kita untuk mengangantar atlet-atlet pada masa puncaknya akan jauh lebih baik. Kita harus memiliki atlet-atlet senam yang kedepan bisa jadi unggulan Indonesia," jelasnya lagi
Sementara itu, Ketum Yuliati Irawan pada kepengurusan barunya ini menghadirkan gebrakan baru dengan menghadirkan wakil ketua empat khusus Sport Science. Menurut Ita Sport Science merupan unsur yang paling penting dalam hal pembinaan para atlet senam ke masa depan.
Sport science yang sangat diperlukan untuk mengembangkan performa tinggi atlet khususnya fisik, teknik, taktik dan psikis. Dengan demikian, mampu mendorong prestasi senam Indonesia di kancah dunia.
Sport science merupakan disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip sains dan teknik-teknik yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Sport science, ditambahkannya juga, memiliki arah antara lain untuk memprediksi dan membandingkan hasil dari tes yang telah dilakukan, memonitor hasil pelatihan yang telah dilakukan. Selain itu, sport science juga dapat digunakan sebagai penentu keputusan, menetapkan suatu tujuan, apabila perlu dilakukan suatu revisi program, dapat digunakan untuk melakukan identifikasi bakat dan penentuan sasaran, sebagai bahan untuk memberikan motivasi.
Beberapa negara besar seperti Jerman, Tiongkok, Korea Selatan, dan Australia adalah beberapa negara yang sudah sangat intensif mengimplementasikan IPTEK olahraga yang canggih. Hasilnya, prestasi atlet pun terdongkrak di berbagai cabang olahraga.
"Dengan adanya Sport Science ini sejalan dengan program Persani yang mulai tahun lalu sudah mengadakan seleksi atau pembibitan usia dini dengan mengadakan Indonesia Open (Ina Open) yang sudah dilakukan sebanyak 2 kali, peminatnya juga cukup banyak tahun ini. Bibit ini juga nantinya akan dilatih kembali agar lebih matang dan profesional," pungkas Ita Yuliati.
Saat ini PB Persani telah membuat sentra wilayah prestasi yang bekerjasama dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) yaitu Sentra Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua, Maluku dan Sulawesi dengan tujuan melihat bibit bibit atlet yang baik disetiap sentra.Foto: Orie Buchori/KABARINDO.com