KABARINDO, PALESTINA – Pasokan bantuan kemanusiaan yang diperuntukkan bagi warga sipil Gaza masih terkatung-katung, seiring meningkatnya kekhawatiran mengenai kondisi yang memburuk dengan cepat bagi penduduk yang terjebak di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Berbagai sumber mengatakan kepada CNN pada Kamis (19/10/2023) bahwa Penyeberangan Rafah yang kritis diperkirakan tidak lagi dibuka pada Jumat (20/10/2023) untuk konvoi bantuan pertama.
“Saya tidak akan mengeluarkan uang untuk truk-truk yang melintas besok,” terang salah satu sumber yang mengetahui diskusi tersebut kepada CNN. Dia menjelaskan bahwa situasinya “tidak stabil.”
Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan situasi di sekitar penyeberangan masih berubah-ubah. Perbaikan jalan diperlukan di sisi persimpangan Mesir dan ada kekhawatiran mengenai memastikan pengiriman dapat berkelanjutan, dan tidak hanya dilakukan sekali saja.
Seperti diketahui, seluruh penduduk Gaza telah terputus dari pasokan listrik, makanan, bahan bakar dan air selama lebih dari seminggu di bawah “pengepungan total” yang diperintahkan oleh Israel setelah serangan teror Hamas pada 7 Oktober.
Pengeboman tanpa henti yang dilakukan pesawat tempur Israel telah menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan memicu protes yang meningkat di seluruh Timur Tengah, meningkatkan kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas.