KABARINDO, NUKU’ALOFA – Setelah letusan gunung berapi dan tsunami berlalu, Tonga terpaksa menutup perbatasannya pada hari Rabu (2/2) setelah mencatat dua kasus COVID-19 di negara Pasifik itu.
Penutupan perbatasannya terjadi di saat kapal dan pesawat internasional bergegas ke negara kepulauan itu untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan. Sejauh ini, kapal dan pesawat dari Australia, Selandia Baru, Jepang, Inggris, dan China telah mengirimkan bantuan.
Perdana Menteri Siaosi Sovaleni mengumumkan penguncian, membenarkan bahwa dua pria yang dites positif minggu ini di ibu kota, Nuku'alofa, sedang berada dalam isolasi.
Kedua pria yang terinfeksi COVID-19 adalah pekerja pelabuhan yang membantu mendistribusikan bantuan di negara kerajaan itu.
"Isu terpenting saat ini adalah memperlambat dan menghentikan mereka yang terkena dampak," kata Sovaleni. "Itulah alasan penguncian nasional kami [...] tidak ada kapal yang diizinkan pergi dari satu pulau ke pulau lain, tidak ada lagi penerbangan pesawat [domestik]."
Sovaleni menambahkan bahwa langkah-langkah itu akan ditinjau setiap 48 jam.
Infeksi COVID-19 adalah kesulitan terbaru yang dihadapi Tonga, yang sedang berjuang untuk pulih dari letusan gunung berapi dan tsunami bulan lalu.
Artikel terkait:
Penduduk Tonga Bergegas Hindari Ancaman Tsunami
Erupsi Gunung Berapi Bawah Laut diTonga, Terasa hingga...
Ledakan dahsyat dari gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai menciptakan apa yang pemerintah Tonga gambarkan sebagai "bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Sebelumnya, negara kepulauan itu hanya mencatat satu kasus COVID-19, yaitu seorang pria yang kembali dari Selandia Baru pada Oktober tahun lalu dan sejak itu sudah pulih sepenuhnya. ***(Sumber dan foto: DW English)