KABARINDO, SURABAYA- Kondisi permintaan yang berangsur membaik seiring dengan vaksinasi, konsistensi penerapan protokol kesehatan serta kolaborasi dan sinergi telah mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat Jatim dalam beraktivitas.
Peningkatan permintaan dan kepercayaan masyarakat tercermin dari pencapaian kinerja inflasi Jatim pada November 2021 sebesar 2,22% (yoy), yang berada dalam kisaran sasaran inflasi 3% ± 1% tahun 2021.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, dalam Refleksi Akhir Tahun 2021 pada Selasa (28/12/2021) dalam kerangka Optimis Jatim Bangkit untuk upaya pengendalian inflasi dan pemulihan ekonomi berkelanjutan menyongsong 2022.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parwansa, mengatakan kondisi pandemi Covid 19 di Jatim terkendali dan melandai, dengan 38 kabupaten/kota telah memasuki risiko rendah/zona kuning. Masyarakat diharapkan tidak lengah dan menjaga protokol kesehatan. Capaian target vaksinasi juga akan terus ditingkatkan, di tengah upaya Jatim untuk meningkatkan akses transportasi dalam rangka menambah koneksitas.
“Sejalan dengan itu, tantangan disparitas harga antar daerah serta pengendalian inflasi akan tetap difokuskan pada 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan implementasi serta komunikasi yang efektif,” ujarnya.
Kepala OJK Regional dan BPS Jawa Timur juga menyampaikan harapan positif terhadap Optimis Jatim Bangkit pada 2022 dalam hal pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Langkah strategis OJK dalam meningkatkan kapasitas produksi pertanian dan sumber daya lainnya melalui media akses pembiayaan akan dioptimalkan, antara lain melalui pemilihan skema pembiayaan yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki Jatim. Menurut BPS, peningkatan nilai tambah dari produksi komoditas yang dihasilkan di Jatim harus ditingkatkan dan didukung agar dapat memacu pergerakan ekonomi menjadi lebih baik.
Selanjutnya, jurus-jurus pengendalian inflasi dari beberapa wilayah disampaikan antara lain dari Kabupaten Mojokerto dan Kota Malang, agar dapat menginspirasi strategi pengendalian inflasi di wilayah lainnya. Pemanfaatan fasilitas digital dalam pengendalian harga yang dilakukan kedua wilayah ini akan memberikan kemudahan bagi pemangku kebijakan dalam memantau perkembangan harga, selain manfaat lainnya dalam akselerasi proses produksi komoditas hasil pertanian dan lain-lain. Optimalisasi potensi kerja sama antar daerah juga merupakan simpul utama dalam menjaga kelancaran distribusi dan ketersediaan pasokan antar daerah.
Pada kesempatan tersebut, Budi dan Khofifah menyampaikan strategi untuk mengoptimalkan lumbung pangan nusantara, digital farming, memperkuat sektor hilir sehingga hasil produksi dapat lebih mudah dipasarkan dan disalurkan, fungsi rumah kurasi dari BI yang dimaksimalkan, pemanfaatan infrastruktur waduk untuk kemudahan pendukung produksi sumber daya alam serta peningkatan kreativitas dan inovasi untuk menjadi tempat rekreasi baru. Pembangunan dermaga-dermaga baru juga diharapkan dapat mendorong konektivitas antar kota dan antar provinsi, sehingga dapat mempermudah pergerakan dan menambah nilai ekonomi pada sektor-sektor ekonomi berskala sedang.