KABARINDO, PAPUA – Eks pemian Tim Nasional (Timnas) Indonesia asal Papaua, Okto Maniani kini kesibukannya beralih ke kedunia politik.
Pemain yang memiliki kecepatan sehingga pernah membantu Timnas Indonesia untuk meraih gelar juara Piala AFF pada edisi 2010 ini, terjun ke dunia politik dikarenakan dunia sepakbolanya sudah semakin mereda.
Oktovianus Maniani, lahir di Jayapura pada 27 Oktober 1990 silam, bertubuh mungil, dan dikenal memliki kecepatan berlari dan gocekan yang apik. Kecepatan dan kemampuan olah bolanya membuatnya kerap merepotkan bek-bek lawan.
Kemampuannya memikat Alfred Riedl untuk memperkuat Timnas Indonesia yang akan berlaga di Piala AFF 2010. Pilihan jitu. Kecepatan dan kelincahan Okto membuat bek-bek lawan kesulitan. Timnas Indonesia pun berhasil menjadi juara usai mengalahkan Malaysia dengan agregat skor 4-2.
Okto kemudian kembali dipanggil Timnas Indonesia U-23 asuhan Rahmad Darmawan untuk tampil di SEA Games 2011. Sayangnya, Timnas Indonesia U-23 gagal meraih medali emas setelah ditekuk Malaysia pada partai final lewat babak adu penalti.
Karier Okto setelah itu mengalami penurunan. Dia beberapa kali terlibat tindakan indisipliner. Dia sempat menjadi pemain sinetron, namun tak berjalan mulus.
Okto semakin tidak berkembang di sepakbola saat membela Persewar Waropen pada 2019 yang tampil di Liga 2 musim 2019. Okto mendapat hukuman larangan bermain selama enam bulan dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Sanksi dijatuhkan karena dia menusuk perut wasit dengan gagang bendera saat laga Persewar melawan Mitra Kukar
Selepas hukuman tersebut, pemain asal Jayapura itu dikontrak oleh Persiba Balikpapan untuk bermain di Liga 2 2020. Namun, baru sekali bermain, Liga 2 dihentikan karena pandemi Covid-19. Okto kemudian pulang kampung.
Dia memilih menjadi neyalan untuk mengisi kesibukannya. Pada September 2021, Okto mencari petualangan baru. Dia memilih ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Gelombang Rakyat (Gelora), yang digagas Anis Matta dan Fahri Hamzah.