KABARINDO, JAKARTA – Menteri Intelijen Israel Gila Gamliel pada Selasa (2/1/2024) menyampaikan rencana Israel tentang Gaza dalam rapat komite dalam negeri di Knesset, Israel. Kepada situs harian Zman, Gamliel berkata bahwa "migrasi sukarela" adalah program terbaik dan paling realistis setelah pertempuran berakhir.”
Terkait kemungkinan rencana pemerintah Israel pascaperang Gaza, Gamliel mengatakan, “Pada akhir perang, pemerintahan Hamas akan runtuh. Tidak ada otoritas kota; penduduk sipil akan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan. Tidak akan ada pekerjaan, dan 60% lahan pertanian Gaza akan menjadi zona penyangga keamanan.”
Dalam diskusi internal, Gamliel mempresentasikan peta Jalur Gaza setelah pertempuran yang menunjukkan sisa penduduk yang tinggal di sana. Pertama, Israel akan memutuskan hubungan dengan Gaza dan memperluas zona penyangga keamanannya.
Kedua, Israel akan mengendalikan Koridor Philadelphia, yang membentang sepanjang 14 kilometer sepanjang perbatasan Gaza-Mesir. Rencana berikutnya adalah membangun blokade laut permanen.
Gamliel hanya memberikan sedikit rincian tentang entitas politik apa yang mereka inginkan untuk memerintah Gaza. “Masalah Gaza bukan hanya masalah kita saja,” kata Gamliel. “Dunia harus mendukung emigrasi kemanusiaan, karena itulah satu-satunya solusi yang saya tahu.”
Rencana Serupa
Danon dari Partai Likud adalah salah satu pendukung utama rencana untuk mendorong warga Gaza meninggalkan Jalur Gaza.
Ia mempresentasikan rencana lima langkahnya pada pertemuan di Knesset itu, yaitu demobilisasi, pembentukan zona penyangga keamanan, kehadiran Israel di perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, emigrasi sukarela, dan pemberantasan atmosfer teroris.
Kabinet Keamanan Israel juga mengadakan pertemuan pada Selasa malam untuk membahas apa yang akan terjadi di Gaza setelah perang berakhir, tetapi belum ada pengumuman mengenai hasil rapat tersebut.
Pada rapat di Knesset sempat muncul pula gagasan untuk meminta Arab Saudi menerima ratusan ribu warga Palestina untuk bekerja.
Kerajaan Teluk ini sedang mengalami booming konstruksi yang luar biasa dan mempekerjakan hampir setengah juta pekerja, yang saat ini sebagian besar berasal dari India, Bangladesh, dan negara-negara lain. (Red – The Times of Israel)