KABARINDO, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak momentum bulan suci Ramadhan dapat memupuk rasa solidaritas masyarakat dunia untuk warga Palestina. Pendudukan yang dalam arti masa lalu sebuah kolonialisme oleh Israel harus segera dihentikan.
"Dan Ini merupakan buka puasa pertama setelah pandemi. Kolega, Ramadhan selalu memberi kita kesempatan baik, untuk menjadikan diri kita manusia yang lebih baik. Dan kesempatan yang baik untuk memupuk rasa kebersamaan dan persahabatan," ujarnya dalam agenda Pejambon Ifthar di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Menurut dia bulan Ramadhan memberikan pelajaran berharga tentang kasih sayang dan solidaritas. Kebersamaan saat berbuka puasa dengan nyaman harus mengingatkan tentang nasib warga Palestina yang sedang terjajah.
"Saat kita berkumpul hari ini, dengan nyaman dan aman dari bahaya, lebih dari 32 ribu warga Palestina telah terbunuh Gaza dan dua juta orang mengungsi, kehilangan hak untuk hidup di tanah mereka sendiri. Solidaritas global dipertanyakan ketika UNICEF melaporkan kematian lebih dari 13 ribu anak-anak korban yang tersisa hidup dalam kelaparan dan saya kutip bahkan tidak punya tenaga untuk menangis,” paparnya.
Sebagai seorang wanita, kata dia, seorang ibu, seorang nenek, dan sebagai seorang manusia, sangat terpukul melihat kesengsaraan warga Palestina, di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Keprihatinan ini tidak bisa berpangku tangan.
"Haruskah kita, sebagai komunitas global, hanya menangis atas nama mereka? atau haruskah kita melakukan sesuatu krisis kemanusiaan yang dahsyat ini," jelasnya.
Bagi Indonesia, lanjut Retno, pilihan terakhir adalah satu-satunya jawaban yang logis yakni berkomitmen meringankan beban warga Palestina dengan terus mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkan bantuan kemanusiaan. Kemudian melipatgandakan kontribusi kita kepada UNRWA dan terus mencari cara untuk memberikan bantuan yang mendesak bantuan yang dibutuhkan.
"Bulan lalu, saya juga menyampaikan Pernyataan Lisan di ICJ (Mahkamah Internasional) untuk mendukung proses Advisory Opinion. Itu sebuah mosi hati nurani global untuk mengakhiri pendudukan ilegal Israel untuk selamanya untuk selamanya," ujarnya.
Dalam semangat kebersamaan berbuka puasa ini, lanjut Retno, perlu dikatalisasi untuk membantu penduduk Palestina. Ramadhan sebagai momentum solidaritas kemanusiaan yang melampaui agama, etnis dan batas negara.
Ia menilai semangat Ramadhan harus menjadi pancaran cahaya yang menerangi secara spiritual dan menerangi jalan menuju solidaritas global. "Maka sekali lagi rekan-rekan, duta besar, yang mulia saya ucapkan banyak terima kasih atas kehadirannya hari ini, atas persahabatanmu dengan Indonesia, dan mari kita bersama-sama, bekerja sama bahu membahu, untuk menjadi lebih baik dunia untuk kita semua," pungkasnya. Red dari berbagai sumber
