KABARINDO, Jakarta- Pagi ini cukup terhenyak, film kesukaan redaksi tidak lolos seleksi awal ajang Festival Film Indonesia 2022.
Anda bisa akses via medsos FFI dan juga via wag demifilm dan BPI, tidak ada Sayap Sayap Patah yang sangat nasionalis dan punya banyak entry poin nominasi.
Mengapa? Bisa jadi tidak didaftarkan produsernya atau ada hal lainnya?
Kita sisihkan itu, saat redaksi jadi peserta webinar ajang FFWI - Festival Film Wartawan Indonesia justeru yang menarik Anda ketahui.
Salah seorang panelisnya adalah produser Denny Siregar.
Webinar bertajuk Film dan Nasionalisme juga menghadirkan Zinggara Hidayat pada Jumat (16/9).
Banyak hal yang terungkap, Denny yang memproduseri film Sayap Sayap Patah ini tidak saja mengaku sudah banyak mendapat tawaran seperti Netflix untuk serial juga akan diminta membuat sequel dari film film yang sarat NASIONALISME berjudul Sayap Sayap Patah.
Ia akui dari awal sudah mengkonsepkan nasionalisme dalam film bersama sang sutradara Rudi Soedjarwo.
"Saya belajar dari film Hollywood, apapun genrenya selalu ada bendera Amerika yang berkibar. Lalu kisah brimob tahun 2018 itu banyak yang terlupakan, saya pikir kita perlu menggambarkan 5 orang yang menjadi korban ini melalui film," imbuhnya.
Ketika mengkonsep film, Denny tak malu mengakui belajar dari drama Korea. "Korea itu budayanya yang diekspor melalui drama. Anak saya sekarang makannya kimchi bukan gudeg. Ini yang saya pelajari bahwa nasionalisme saat ini bukan cuma seragam tentara atau polisi," tambahnya.
Ini pun terlihat jelas pada posternya yang sangat komersil memasang Ariel Tatum dan Nicholas Saputra.
Webinar dipandu oleh Rita LSF tidak hanya kampiun media dan komisioner LSF juga pemerhati perfilman yang menandaskan pentingnya nasionalisme dalam perfilman nasional tersirat maupun tersurat.
Dit.PMM hadir diwakili Pokja Edi Suardi bersama Ketua FFWI, Wina Armada dan seluruh tim dan panitia.