Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Masuki Pasca Pandemi, Daya Beli di E-Commerce Tetap Terjaga

Masuki Pasca Pandemi, Daya Beli di E-Commerce Tetap Terjaga

Gaya hidup | Rabu, 14 Juni 2023 | 20:21 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Masuki Pasca Pandemi, Daya Beli di E-Commerce Tetap Terjaga

Masuki Pasca Pandemi, Daya Beli di E-Commerce Tetap Terjaga

Sebanyak 79% konsumen memilih belanja kombinasi offline dan online

Surabaya, Kabarindo- Perilaku belanja online di e-commerce semakin menjadi keseharian masyarakat, salah satunya diakselerasi oleh pandemi. Kini, memasuki masa pasca pandemi, pola belanja tersebut diprediksi tetap melekat dengan keseharian masyarakat, terlebih dengan tersedianya metode pembayaran digital yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas.

Kredivo dan Katadata Insight Center kembali meluncurkan riset tahunan mengenai Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia guna menganalisa lebih lanjut terkait tren belanja konsumen di e-commerce. Pada tahun ke-4 ini, analisis riset memanfaatkan 22 juta sampel transaksi yang berasal dari 2,2 juta sampel pengguna Kredivo di 34 provinsi dan di 6 e-commerce terkemuka di Indonesia periode Januari hingga Desember 2022.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, riset tahun ini berakar dari tren belanja masyarakat di e-commerce yang semakin bervariasi dan dinamis. Sebagai pelaku pembayaran kredit digital yang mendominasi wallet share di 9 dari 10 merchant e-commerce ternama di Indonesia dan memproses jutaan transaksi setiap hari, Kredivo memiliki data primer yang kaya akan informasi tentang preferensi konsumen.

“Harapan kami, riset ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai tren dan perilaku masyarakat dalam berbelanja online,” ujar SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari, pada Rabu (14/6/2023).

Beberapa temuan menarik lainnya

Konsistensi peningkatan transaksi di kota tier 2 dan 3, dengan kenaikan sebesar 33% pada 2020, 36% pada 2021 dan 43% pada 2022, meskipun nilai transaksi masih didominasi oleh kota tier 1 yaitu sebanyak 57%. Hal ini menandakan daya beli masyarakat di kota tier 2 dan 3 yang terjaga memasuki masa pasca pandemi dan pangsa e-commerce yang semakin luas ke daerah.

Konsumen lebih tua semakin adaptif dengan penggunaan e-commerce dengan kenaikan konsisten dalam 3 tahun terakhir yaitu kelompok umur 36-45 dari 19% (2020) menjadi 24% (2022), dan kelompok umur 46-55 tahun dari 4% (2020) menjadi 6% (2022). Penetrasi e-commerce yang sudah mencapai satu dekade berdampak pada daya beli konsumen lebih tua di e-commerce yang juga terus bertumbuh.

Memasuki masa pasca pandemi, terjadi pergeseran pola belanja masyarakat dengan perilaku belanja kombinasi online dan offline menjadi tren. Sebanyak 79,1% konsumen memilih menggunakan metode belanja kombinasi online dan offline, dengan 21% dari total presentasi tersebut lebih banyak melakukan pembelian secara offline dan 58,1% lebih banyak melakukan pembelian secara online. Sementara itu, tren belanja online tanpa kombinasi secara offline menurun dari sebelumnya 28% menjadi 18,7%

Tren pergeseran juga terlihat dari transaksi per kategori produk, dengan turunnya nilai transaksi gadget pada 2022 sebesar 37% menjadi 33,7% YoY. Sementara terjadi kenaikan nilai transaksi padda produk fashion dari 12,9% menjadi 15,6% YoY. Tren ini sejalan dengan mulai kembalinya aktivitas offline masyarakat pada masa transisi pandemi 2022

Tren preferensi belanja yang beragam berdasarkan kelompok umur, status perkawinan dan jumlah anak. Pulsa dan voucher menjadi kebutuhan paling diminati oleh konsumen berdasarkan kelompok umur, sementara konsumen lajang paling banyak bertransaksi untuk gadget, dan konsumen dengan 1-2 anak paling banyak membeli produk kategori anak dan bayi, sedangkan konsumen dengan 3-5 anak cenderung lebih fokus pada peralatan rumah tangga dan makanan

Meskipun secara keseluruhan transaksi pada 2022 meningkat dibandingkan pada 2021, terdapat penurunan pada kuartal IV/2022 akibat isu resesi dan gejolak ekonomi global, dengan nilai transaksi Q4 sebesar 38,6% menjadi 33,3% YoY.

Direktur Katadata Insight Center, Adek M. Roza, menjelaskan beberapa temuan riset tahun ini mengindikasikan daya beli masyarakat di e-commerce yang tetap terjaga selama 2022, yang merupakan masa transisi menuju endemi. Meskipun terdapat beberapa pergeseran pola belanja, ia melihat e-commerce akan tetap menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan harian dan akan tetap menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.

“Kami berharap, riset tahunan ini dapat menjadi panduan bagi para pelaku industri digital dan instansi pemerintah terkait, terutama untuk mempersiapkan strategi dalam mengoptimalkan pemulihan ekonomi pada masa pasca pandemi,” ujarnya.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER