Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Luhut Binsar Pandjaitan Ajak Amerika Serikat Berinvestasi Pelabuhan Ramah Lingkungan di Indonesia

Luhut Binsar Pandjaitan Ajak Amerika Serikat Berinvestasi Pelabuhan Ramah Lingkungan di Indonesia

Ekonomi & Bisnis | Rabu, 15 Desember 2021 | 11:49 WIB
Editor : Awan Fauzi

BAGIKAN :
Luhut Binsar Pandjaitan Ajak Amerika Serikat Berinvestasi Pelabuhan Ramah Lingkungan di Indonesia

KABARINDO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak Amerika Serikat (AS) untuk berinvestasi di Indonesia dalam berbagai sektor. 

Ajakan investasi itu dikemukakan Luhut saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri ASAntony Blinken, di Jakarta, Selasa (14/12/2021). 

"Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan," ucap Luhut dilansir dari Kompas, Rabu (15/12/2021). 

Tak hanya itu saja, penawaran berikutnya adalah berinvestasi di sektor minyak dan gas (migas). 

Luhut mengatakan, dalam tujuh tahun terakhir Indonesia telah mengalami banyak perubahan. 

Misalnya, pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di Indonesia. 

Luhut Binsar Pandjaitan Ajak Amerika Serikat Berinvestasi Pelabuhan Ramah Lingkungan di Indonesia

Menurutnya, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mampu menghasilkan produk turunan dari industri nikel. 

Kendati menawarkan ke AS, Luhut memastikan kerja sama Indonesia tidak hanya bergantung pada satu negara saja.

"Kami tidak bergantung pada satu negara saja. Sebagai contoh, kami sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen katoda pada baterai," kata Luhut. 

Mengenai peran Indonesia dalam pencegahan perubahan iklim, Luhut berharap AS dapat membangun industri panel surya di Indonesia sebagai dukungan pembangunan sumber energi berkelanjutan. 

"Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap carbon pricing (harga karbon). Saya rasa dalam 5 tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik," ucap Luhut. 

Berdasarkan data yang dipaparkan Luhut, Indonesia memiliki 75-80 persen dari total kredit karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang. 

Sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan emisi nol karbon, pemerintah saat ini memfokuskan regulasi terkait perubahan iklim dan pengurangan emisi.

Menanggapi Luhut dalam pertemuan itu, Menlu AS Blinken memastikan negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia terkait industri semi konduktor dan mineral lainnya. 

Harapannya, agar sejumlah kerja sama baru dapat terjalin selama rangkaian kegiatan G20. 

"Pemerintah kami saat ini tengah mendiskusikan siapa-siapa saja dari pihak kami yang akan ditunjuk untuk melakukan pembahasan masing-masing sektor tersebut dengan Indonesia," ujar Blinken. 

Respons lainnya soal ajakan investasi ke Indonesia, Blinken mengharapkan dukungan bagi perusahaan di AS yang ingin melakukan investasi di Indonesia. 

Pasalnya, Pemerintah AS memiliki kerangka khusus untuk pengembangan investasi di kawasan Asia-Pasifik. 

"Kami tentu akan mendorong perusahaan Amerika untuk dapat melihat berbagai potensi investasi di sejumlah sektor di Indonesia," ucap Blinken.

Sumber Berita: Kompas
Foto: Kemenko Marves, Antara


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER