KABARINDO, JAKARTA - Yayasan Assalam Fil Alamin (ASFA) menerima Sertifikat Izin Operasional sebagai Nadzir (Lembaga) Wakaf Uang dari Badan Wakaf Indonesia (BWI), Rabu (4/1).
Serah terima dilakukan di Kantor BWI di Komplek Taman Mini Indonesia Indah oleh Ketua BWI, Prof. Dr. Ir. KH. Muhammad NUH, DEA. kepada Ketua Nadzir Wakaf ASFA Irjen. Pol (P) Drs. H. Mas Guntur Laupe, SH., MH. yang disaksikan oleh Ketua Yayasan Assalam Fil Alamin, Komjen Pol (P) Dr. H. Syafruddin Kambo, M.Si.
Ketua BWI didampingi Sekretaris Badan Wakaf Indonesia H. Sarmidi Husna, MA dan Ketua Divisi Kerjasama, Kelembagaan dan Advokasi Badan Wakaf Indonesia Duta Besar Drs. H. Gatot Abdullah Mansur.
Hadir para pengurus dari ASFA antara lain: Sekretaris Yayasan H. M. Rafil Perdana SE,. B.busman, Wakil Ketua Nadzir Wakaf KH. Anizar Masyhadi, Ss., Sekretaris M. Adil Triansyah, B.C.M., Bendahara Buyung Wijaya, SE, pengurus: Pangeran Arsyad Ihsanul Haq, Lc, Doni Setiadi, MA.g., Zulfikar Priyangga, Lc, Ahmad zaini Arifin, Lc. dan beberapa pengurus lainnya.
Dari unsur Dewan Pengawas Syariah hadir: KH. Anang Rikza Masyhadi, MA., Ph.D. dan H. M. Sulthoni, Lc., MA. Ph.D .
Ketua Yayasan ASFA Haji Syafrudin menyampaikan terima kasih kepada BWI atas dukungannya kepada ASFA untuk ikut menggerakkan perwakafan di Indonesia.
Menurutnya, Nadzir Wakaf ASFA didedikasikan untuk ikut membangun dan memajukan peradaban bangsa melalui instrumen wakaf.
Beberapa waktu sebelumnya, Yayasan ASFA juga telah mendapat izin operasional Lembaga Amil Zakat berskala nasional.
Dengan demikian, zakat dan wakaf akan menjadi dua instrumen penting dalam membangun dan memajukan peradaban bangsa di masa depan, tegasnya.
Di waktu yang sama, Ketua BWI Prof. M. Nuh sangat mengapresiasi kehadiran ASFA dalam kancah perwakafan di Indonesia. Prof. Nuh yakin bahwa kehadiran ASFA yang didukung oleh para tokoh, pengusaha dan anak-anak muda profesional beserta jejaringnya dapat menjadi engine baru dalam peta pergerakan wakaf di Indonesia.
Perkembangan pengelolaan wakaf uang melalui nadzir-nadzir (lembaga) wakaf yang profesional terus mengalami peningkatan signifikan, kata Prof. Nuh. Diharapkan, ke depan, wakaf benar-benar dapat menjadi instrumen kebangkitan dan kemajuan bangsa.
Prof. Nuh juga mengajak ASFA untuk mengembangkan riset-riset tentang perwakafan di Indonesia yang menurutnya belum banyak digarap. Padahal, riset-riset itu penting untuk memperkaya literasi wakaf kita, dan pada gilirannya dapat mengedukasi masyarakat tentang wakaf.
Sementara itu, Haji Mas Guntur Laupe selaku Ketua Nadzir Wakaf Uang ASFA menyatakan bahwa setelah ini dirinya akan berpacu sekuat tenaga bersama tim ASFA untuk mengembangkan wakaf-wakaf yang produktif.
Sebagaimana diketahui, bahwa wakaf adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rosullah Muhammad SAW., dalam haditsnya beliau menegaskan bahwa salah satu amalan yang tidak akan terputus dengan kematian salah satunya adalah wakaf.
اِذاَ ماَتَ ابْنُ اٰدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَث: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَه (رَوَهُ مُسْلِمْ)
“Apabila anak cucu Adam telah mati, terputuslah amalannya kecuali 3 perkara: sedekah jariyah (WAKAF), ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya” (HR Muslim).
Ulama Ibnu Qudamah mengatakan bahwa orang yang paling bahagia adalah, ketika nafasnya berhenti (mati) pahalanya terus mengalir.
Haji Syafruddin mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk memajukan bangsa dan membangun peradaban melalui gerakan wakaf.