Layar Tancap, Teatrikal dan Pasar Rakyat Semarakkan Festival Peneleh
BI Jatim dan Pemkot Surabaya kembangkan kawasan Peneleh sebagai destinasi wisata baru di Surabaya
Surabaya, Kabarindo- BI Jatim dan Pemkot Surabaya sedang mengembangkan kawasan Peneleh sebagai destinasi wisata baru di Surabaya, salah satunya melalui Festival Peneleh.
“Festival Peneleh diadakan sebagai ajang promosi Kampung Wisata Sejarah di kawasan Peneleh,” ujar Deputi Kepala BI Jatim, Muslimin Anwar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi, menambahkan kawasan Peneleh memiliki potensi yang besar sebagai destinasi wisata sejarah. Karena itu perlu dikembangkan bersama perkekonomian warga setempat.
“Kawasan wisata bisa mendongkrak perekonomian warga setempat, meningkatkan UMKM dan menumbuhkan ekonomi kreatif. Warga bisa menjual makanan dan minuman serta oleh-oleh khas kepada pengunjung,” ujarnya.
Festival Peneleh digelar bersamaan dengan Java Coffee Culture pada Jumat-Minggu, 7-9 Juli 2023. Dengan kolaborasi pengembangan kopi dan pariwisata, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Event ini dipadati oleh masyarakat, terutama warga Peneleh. Mereka senang bisa menikmati berbagai acara di dalamnya sebagai hiburan maupun edukasi sejarah, terutama bagi anak-anak.
Festival Peneleh disemarakkan oleh beragam acara di antaranya Layar Tancap, nonton bareng (nobar) dan bedah film, Pasar Rakyat dan Soerabaja Tempo Doeloe. Ada pula Kliniek Dokter Djawa Begandring yang memberikan konsultasi dan cek kesehatan gratis.
Layar Tancap “Peneleh on Screen” merupakan pemutaran film nasional terkait Peneleh yang berkisah tentang Peneleh dan bersetting di Peneleh serta dibuat bersama warga Peneleh. Film yang diputar yaitu Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015), Jack (2018), Koesno (2022) dan Soera Ing Baja (2023).
Acara ini bertujuan memberikan hiburan serta edukasi sejarah dan budaya kota Surabaya melalui film tentang Peneleh karya bersama warga Peneleh, komunitas, akademisi dan pemerintah kota. Di acara nobar dan bedah film, masyarakat dan para pengiat sejarah nonton film bersama dilanjutkan dengan bedah film yang dikemas dalam bentuk talk show
Selain itu, digelar Pasar Rakyat yang merupakan bazar di tenda-tenda berhias anyaman. Bazar ini menjual bermacam makanan dan minuman hasil olahan warga Peneleh, termasuk makanan dan minuman tradisional seperti rujak, bubur, cenil, ote-ote, ketan duren, coklat dan puding berbahan kelor serta minuman herbal.
Kegiatan ini bertujuan memberdayakan UMKM warga Peneleh dengan mengajak masyarakat, komunitas dan pengunjung untuk membeli produk mereka. Sebagian penjual dan warga yang terlibat dalam Festival Peneleh mengenakan pakaian adat Suroboyo atau zaman pergerakan nasional
Tak ketinggalan Covering Fire of Madun ikut menyemarakkan festival yang merupakan reka ulang peristiwa pertempuran antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan rakyat melawan sekutu dalam rangkaian pertempuran Surabaya yang terjadi di kawasan Peneleh dan sekitarnya. Dalam pertempuran ini, seorang pejuang bernama Madun menunjukkan keberanian dalam menghadang para serdadu Inggris.
Teatrikal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai nilai kejuangan dan kepahlawanan serta memberikan edukasi tentang sejarah revolusi 1945 melalui atraksi dan diskusi yang melibatkan warga.