KABARINDO, OREGON - Ilmuwan glasiologi Dr Erin Pettit pada hari Senin (13/12) memperingatkan bahwa bagian depan gletser 'paling berisiko' di Antartika dapat pecah dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
Gletser Thwaites yang berukuran raksasa, sebesar Inggris Raya, dijuluki para ahli sebagai gletser 'hari kiamat' (Doomsday Glacier) karena efek bencana yang dapat dipicu oleh pencairannya.
Data para ahli glasiologi menunjukkan bahwa lautan yang memanas mengikis lapisan es timurnya dari bawah, menyebabkan retakan besar telah muncul di beberapa tempat.
Dr Erin Pettit yang bekerja di Universitas Negeri Oregon menggambarkan kejadian retakan ini serupa dengan “jendela mobil yang memiliki beberapa retakan yang perlahan menyebar.”
“Bayangkan [dalam kondisi itu] kemudian mobil itu tiba-tiba menabrak gundukan dan semuanya mulai pecah ke segala arah," tambahnya.
Terkait Suhu Tinggi di Arktik
Banyak ahli yakin bahwa aktivitas Kutub Selatan yang mengkhawatirkan itu adalah akibat dari rekor baru suhu tinggi di Kutub Utara selama gelombang panas Siberia yang luar biasa dan berkepanjangan tahun lalu.
Selama masa gelombang panas musim panas 2020, tepatnya di bulan Mei, suhu di Siberia mencapai 38°C sehingga “membunyikan lonceng alarm tentang perubahan iklim kita,” kata kepala Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), sebuah badan PBB yang bertanggung jawab untuk mempromosikan kerjasama internasional pada ilmu atmosfer, klimatologi, hidrologi dan geofisika.
Suhu pemecah rekor terpanas di wilayah utara itu 18°C lebih tinggi dari suhu rata-rata harian maksimum di wilayah itu untuk bulan Juni. Hal ini menyebabkan badan dunia itu memasukkan Lingkaran Arktik dalam arsip laporan cuaca ekstremnya.
Pejabat WMO mengatakan panas yang ekstrem itu "lebih cocok di Mediterania daripada di Arktik.” *** (Sumber: Euronews, BBC, Greenqueen; Foto: Wikipedia, Greenqueen)