KABARINDO, JAKARTA - Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mendorong ekosistem ekonomi kreatif berbasis kekayaan budaya di Aceh untuk terus digelorakan. Salah satunya melalui Festival GAYAIN (Gerakan Kebudayaan Indonesia) Aceh 2025.
"Budaya bukan hanya warisan, tetapi identitas dan sumber ekonomi masa depan. Ketika dirawat, ia menjadi jati diri. Saat dikembangkan, ia menjadi perekat sosial dan ketika dikelola sebagai produk serta pengalaman, ia menjelma ekonomi kreatif," kata Teuku Riefky lewat keterangan Rabu, 25 November 2025.
Menteri Ekraf Teuku Riefky hadir langsung di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh di mana Festival GAYAIN Aceh 2025 berlangsung dari 24 November 2025 hingga 26 November 2025.
Festival ini menjadi momentum untuk menegaskan bahwa budaya Aceh bukanlah sekedar warisan, melainkan identitas, kekuatan sosial, serta fondasi pembangunan ekonomi masa depan yang berdaya saing sekaligus dalam rangka Maulid Raya Festival Kebudayaan.
Selain itu Menteri Ekraf Teuku Riefky juga menyoroti tema acara yaitu Mewangikan Islam, Merawat Peradaban Budaya yang sejalan dengan arah kebijakan pembangunan sektor kreatif nasional yang bertumpu pada akar budaya.
Aceh dinilai memiliki modal kultural yang kuat, mulai dari musik tradisi, sastra, kriya, kuliner, hingga motif sulam, yang mencerminkan kapasitas kreatif sekaligus potensi ekonomi berkelanjutan.
tiga Sepanjang hari, GAYAIN Aceh 2025 menyuguhkan ragam pertunjukan seni tradisional dan kontemporer: musikalisasi puisi, pembacaan sajak Nusantara, tari tradisional, hingga ansambel musik etnik kolaboratif. Berbagai sanggar seni seperti Sanggar Saleum, Cit Ka Geunta, dan grup musik Sukamosa ikut memeriahkan acara.
Menteri Ekraf Teuku Riefky mengungkapkan tiga peran strategi ekraf berbasis budaya yakni menjaga nilai dan identitas melalui produk kreatif, menciptakan peluang keberlanjutan ekonomi yang berakhir, serta memperkuat ekosistem sosial budaya.
"Dengan merawat budaya, kita menjaga jati diri. Dengan memperkuat ekonomi kreatif, kita menyiapkan masa depan. Semoga GAYAIN Aceh 2025 menjadi tonggak penguatan budaya yang produktif dan membawa Aceh sebagai episentrum kreativitas Indonesia,” tutup Menteri Ekraf. (Karmila)





