KABARINDO, JAKARTA - Kim Kardashian didiagnosis aneurisma otak yang terkait dengan stres menimbulkan pertanyaan tentang dampak stres terhadap kesehatan otak. Para ahli memberikan pendapatnya.
Ketika Kim Kardashian mengungkapkan di acara realitasnya bahwa ia didiagnosis menderita "aneurisma otak kecil", hal itu menarik perhatian bukan karena dramanya, melainkan karena kekhawatiran kesehatan yang ditimbulkannya.
Dilansir dari Hindustan Times Senin (27/10/2025), Kim berusia 45 tahun itu mengatakan dokternya mengaitkannya dengan stres akibat perceraiannya dengan rapper Kanye West. Pengungkapan ini memicu kekhawatiran dan memunculkan pertanyaan kunci: bisakah stres benar-benar memicu aneurisma otak?
Para ahli menjelaskan, bahwa Aneurisma otak adalah tonjolan seperti balon yang terbentuk pada titik lemah pembuluh darah di otak. Seiring waktu, area lemah ini dapat meluas dan, jika pecah, menyebabkan pendarahan otak, suatu keadaan darurat yang mengancam jiwa.
"Di India, meskipun angkanya bervariasi, sekitar 2 hingga 5% orang dewasa mungkin memiliki aneurisma otak yang belum pecah. Sebagian besar tidak menyadarinya hingga gejala muncul atau kondisi tersebut ditemukan saat pemindaian karena alasan lain," kata Dr. Dhruv Chaturvedi, direktur Bedah Saraf, Rumah Sakit PSRI, Delhi.
Ia menambahkan bahwa beberapa orang terlahir dengan dinding pembuluh darah yang rapuh, yang dapat membuat mereka rentan terhadap aneurisma di kemudian hari.
Selanjutnya, mungkin mengalaminya secara bertahap karena gaya hidup dan faktor kesehatan seperti tekanan darah tinggi, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, atau aterosklerosis. Penuaan alami juga melemahkan dinding pembuluh darah
Apakah stres berperan?
Stres tidak secara langsung menyebabkan aneurisma otak, tetapi dapat memperburuk risikonya. Stres kronis maupun mendadak dapat meningkatkan tekanan darah dan melepaskan hormon seperti adrenalin, yang membebani pembuluh darah yang sudah lemah.
"Lonjakan amarah, ketakutan, atau aktivitas fisik yang tiba-tiba dapat memicu pecahnya aneurisma jika memang ada. Orang yang hidup di bawah tekanan konstan, bekerja berjam-jam, kurang tidur, dll., lebih rentan," kata Dr. Chaturvedi.
Tanda-tanda awal
Menurut Dr. Abhas Kumar, konsultan neurologi di Rumah Sakit RJN Apollo Spectra, Gwalior, "Beberapa orang mengalami apa yang kami sebut sakit kepala sentinel, sakit kepala terburuk dalam hidup mereka,"
"Yang lain mungkin mengalami penglihatan ganda, nyeri leher, atau kelemahan anggota badan. Jika gejala-gejala ini muncul tiba-tiba, pertolongan medis yang cepat sangat penting," imbuhnya.
Mengelola Stres
Para ahli menyarankan untuk mengelola stres melalui kebiasaan sehari-hari yang sederhana. Bernapas dalam, meditasi, yoga, dan olahraga teratur dapat membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan hormon stres.
"Bahkan latihan otak seperti teka-teki, catur, atau sudoku dapat mendukung kesehatan kognitif dan pembuluh darah. Menjaga hidrasi, membatasi kafein, menjalani diet seimbang, dan tidur yang cukup, semuanya berkontribusi pada kesehatan otak dan jantung," Tutup Dr. Abhas. (Karmila)





