KABARINDO, JAKARTA -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Martin Griffiths, mengatakan perang Israel di Gaza mengakibatkan kelaparan dengan "kecepatan yang sangat luar biasa". Ia memperingatkan ratusan ribu rakyat Palestina kelaparan di permukiman yang dikepung tersebut.
"Sebagian besar dari 400 ribu warga Gaza yang ditetapkan berisiko kelaparan, kini benar-benar dalam kelaparan, tidak hanya dalam risiko kelaparan," kata Griffiths dalam wawancara dengan CNN International, Senin (15/1/2024).
"Ini aspek yang sangat luar biasa dan sama sekali tidak disukai dalam perang Gaza, ini telah menimbulkan kelaparan dalam kecepatan yang sangat luar biasa di garis depan," katanya menambahkan.
Bantuan perlahan-lahan sudah diizinkan masuk Gaza dari dua perbatasan di selatan. Namun, OCHA memperingatkan bantuan masih terlalu sedikit dibandingkan yang dibutuhkan warga Gaza.
Pekan lalu, OCHA mengatakan Israel melarang pasukan penting masuk ke utara Gaza. Namun, Israel menuduh lembaga pengungsi PBB (UNRWA) "menghambat" kemajuan pasokan bantuan. Pada CNN Monday, Griffiths mengatakan upaya menyalurkan bantuan pada 300 ribu warga Gaza di utara permukiman tersebut masih menantang.
"Ini bukan masalah jumlah truk yang dapat masuk," katanya setelah mengungkapkan serangkaian rintangan yang membuat bantuan sulit masuk.
Seperti tidak adanya "dekonfliksisasi rute akses" bantuan yang dapat diandalkan dan warga sipil terus "pindah dari satu tempat yang tidak aman ke tempat yang tidak aman lainnya."
"Bila anda tidak bisa mengandalkan rute akses tanpa konflik yang dibutuhkan orang-orang, anda tidak dapat memastikan rumah sakit tidak akan diserang, anda tidak bisa memastikan orang-orang pindah dari satu tempat yang tidak aman ke tempat yang tidak aman lainnya, masalah-masalah itu yang harus diwaspadai agar bantuan kemanusiaan dapat masuk, ini bukan tentang jumlah truk yang dapat masuk," katanya. Red dari berbagai sumber