KABARINDO, JAKARTA - Peran hutan yang terpenting memamg konservasi, menghindari kehidupan dari ancaman berbagai bencana, serta menyiapkan sumber daya untuk kehidupan baik pangan, nabati atau hewani ataupun yang bersifat "mati".
Namun kehutanan bukan hanya mengurus ekosistem, apalagi hanya kayu. Hutan itu menjadi gudangnya biodiversitas, media kehidupan, sumber pangan dan obat-obatan dan berbagai faedahnya, termasuk bagaimana sumber daya hutan harus dimanfaatkan untuk kehidupan, kedamaian, bahkan perang perang, dan kesejahteraan umat. Termasuk mengejar tiket ke sorga.
Hutan melakukan tugas alaminya yang paling dikenal dalam mengatur tata air dan tataguna tanah. Meredam bencana lingkungan banjir, erosi tanah, kekeringan, tanah longsor dan penyerapan air hujan.
Banyak peran dan fungsi hutan yang menopang segala kehidupan manusia dan makhluk lain.
"Karena itu saya tidak salah sebut bahwa sumber daya hutan adalah inti kehidupan. Lebih dalam lagi, hutan adalah supporting life system semua makluk Tuhan", ujar Transtoto Handadhari, rimbawan senior Indonesia yang banyak berkontribusi dalam pembangunan kehutanan.
"Banyak sekali peran dan fungsi vital hutan seperti penghasil utama oksigen, menyuburkan tanah, regenerasi dan menyiapkan rantai makanan di alam, mengendalikan pemanasan global sampai peran keamanan negara dalam peperangan", lanjut Transtoto yang dikenal sebagai mantan birokrat yang tetap teguh memegang prinsip memuliakan hutan tanpa pamrih dan tanpa kecurangan itu.
"Ada hal yang selalu harus diperhatikan. Konservasi tidak bisa dilakukan dengan baik tanpa pembiayaan. Sumber dana yang cukup diperlukan untuk aktivitas memuliakan hutan tanpa kecurangan", tegas Transtoto.
"Harus dicari atau ditemukan tanaman atau sumber daya alam yang bermanfaat, produktif, bernilai komersiil yang dibutuhan dalam perkembangan tehnologi industri pembangunan umum, ataupun sumber dana lainnya termasuk jasa lingkungan dan (maaf) yang diharamkan oleh kepercayaan tertentu" lanjutnya.
Lembaga usaha kehutanan yang paling tepat di lokasi yang padat penduduk adalah BUMN Perum. Hutan, lingkungan, sosial berpadu untuk kesejahteraan.
Menurutnya bukankah kesehatan dan kesejahteraan itu profit yang sangat bernilai?
Contoh Perhutani di Pulau Jawa. Lembaga yang padat struktur dan tenaga pekerja tersebut pernah terbebani biaya umum melampai 45 persen dari biaya pengelolaannya.
"Ini sangat boros, namun juga sangat dilematis di Pulau Jawa yang agraris dan sangat padat penghuni itu", ujar mantan Dirut Perum Perhutani itu.
Keputusan pengelola untuk tidak memberhentikan pekerja, menutup kebocoran anggaran yang merajalela, mengendalikan pencurian kayu jati yang tidak terkendali, menaikkan harga jual, memperbaiki peyanan, menanam aset pohon yang paling berhaga (tanaman jati), memanfaat aset, dan sebagainya ternyata justru meningkatkan kinerja pekerja dan penghasilan.
BUMN Perhutani yang nampak sedang kesulitan cash flow-nya, meski sudah memangkas lebih dari separoh karyawannya, harus bisa membuat terobosan agar bergairah kerjanya, jiwa patriotis memuliakan hutan dan perusahaan meningkat mekski sedang terlanggar bencana kebijakan pemerintahnya sendiri.
Perhutani, yang berusia ratusan tahun, kebanggaan rimbawan nasional harus mampu membuat gerakan frontal. Harus mampu mendayagunakan lahan, aset, biodiversitas "baru" yang bernilai dan tetap bersifat lindung bagi kondisi tanah Jawa yang rapuh itu.
"Sebagai contoh salah satunya terdapat pohon jaranan yang tersebar luas di batas-batas kawasan hutan Perum Perhutani.Jaranan yang merupakan tanaman cepat tumbuh tahan kekeringan itu memiliki limpahan produksi getah yang belum diteliti penggunaannya dan komersialitas akan membantu", tutur Transtoto yang pernah membawa kejayaan Perum Perhutan tahun 2005-2008.
Disisi lain ada kekayaan binatang hutan pacet sebagai plasma nutfah obat stroke yang mahal, tumbuhan porang dan lainnya serta bisa ditanam penghasil solar nabati yang juga sedang dikembangkan jenis Pingopa Tennata (malapari, bonyak), yang bisa ditanam di mana saja. sampai ketinggian 1.200 m dpl, selalu hijau, bisa tahan berproduksi sampai usia 100 tahun, bisa memproduksi keju, roti, gliserin, pupuk pertanian dan lainnya.
Malapari atau bonyak tersebut memiliki keunggulan mudah tumbuh, cocok untuk program penghijauan di tanah kritis, menguntungkan, membuka lapangan kerja yang luas (Robert Susanto, 2023).
"Bonyak itu sangat bermanfaat bagi Jawa yang sudah kekurangan hutan sekitar 50 persennya, termasuk khususnya di Perhutani yang 2 tahun ini hancur fungsi lindung hutannya", tutup Dr. Transtoto Handadhari.