Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Jilin, China: Pinjaman 200.000 Yuan untuk Pasangan yang Punya Anak

Jilin, China: Pinjaman 200.000 Yuan untuk Pasangan yang Punya Anak

Internasional | Kamis, 23 Desember 2021 | 21:04 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Jilin, China: Pinjaman 200.000 Yuan untuk Pasangan yang Punya Anak

KABARINDO, BEIJING - Provinsi Jilin di timur laut China menawarkan pinjaman bank kepada pasangan yang sudah menikah hingga 200.000 yuan (sekitar Rp445 juta) jika mereka memiliki anak.

Kebijakan ini serupa dengan provinsi lain di China yang juga meluncurkan insentif keuangan untuk mengatasi penurunan populasi.

Usaha kecil tertentu yang didirikan oleh pasangan dengan dua atau tiga anak juga akan menikmati pembebasan dan pemotongan pajak pertambahan nilai, kata pemerintah Jilin dalam sebuah pernyataan minggu lalu.

Pemerintah Jilin juga mengatakan akan memperpanjang durasi cuti hamil berbayar menjadi 180 hari dari 98 hari, dan cuti ayah menjadi 25 hari dari 15, bergabung dengan provinsi di tempat lain yang juga menulis ulang ulang undang-undang mereka untuk memungkinkan cuti hamil dan cuti ayah yang lebih panjang.

Masalah demografis China sangat menonjol di tiga provinsi timur laut, yang mengalami perlambatan industri, Jilin, Liaoning dan Heilongjiang. Penduduk di ketiga area tersebut pergi ke provinsi lain untuk bekerja sementara banyak pasangan menunda rencana untuk memiliki keluarga atau menikah.

Populasi ketiga wilayah tersebut turun 10,3% pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2010. Populasi Jilin bahkan merosot 12,7%.

Jilin, China: Pinjaman 200.000 Yuan untuk Pasangan yang Punya Anak

Kebijakan Baru Negara

Akhir Mei 2021, Beijing mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan pasangan menikah untuk memiliki hingga tiga anak, bukan hanya dua.

China dikenal dengan kebijakan satu anak yang telah berlangsung selama beberapa dekade sebelum batasan itu diubah menjadi dua anak pada tahun 2016.

Perubahan kebijakan itu adalah upaya untuk mencoba dan mencegah risiko terhadap kemerosotan ekonominya akibat efek populasi yang menua dengan cepat, tapi hal itu gagal menghasilkan lompatan kelahiran yang berkelanjutan mengingat tingginya biaya membesarkan anak-anak di kota-kota Cina, sebuah tantangan yang berlanjut hingga hari ini.

Temuan sensus menunjukkan populasi China berkembang pada laju terlemahnya dalam dekade terakhir sejak 1950-an.

Data resmi terbaru juga menunjukkan China memiliki tingkat kesuburan 1,3 anak per wanita pada tahun 2020, setara dengan masyarakat menua seperti Jepang dan Italia. Angka ini berarti masih kurang dari sekitar 2 anak yang dibutuhkan untuk menggantikan orang tua mereka.

Pada bulan Oktober, Anhui di China timur memperingatkan bahwa jumlah kelahiran di provinsi tersebut dapat turun 17,8% tahun ini dari tahun 2020, memperpanjang penurunan "seperti tebing" dalam beberapa tahun terakhir. ***(Sumber: Reuters; Foto: China Daily, CGTN)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER