KABARINDO, JAKARTA -- Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol mewaspadai potensi provokasi yang dilakukan Korea Utara menjelang pemilihan umum (pemilu) anggota legislatif Korea Selatan, pada April mendatang.
"Korea Utara sangat mungkin melakukan berbagai provokasi dan perang psikologis guna menciptakan kebingungan sosial dan memecah belah opini masyarakat menjelang pemilihan umum tahun ini," kata Presiden Yoon saat upacara pelantikan Korps Pelatihan Perwira Cadangan di Sekolah Kadet Militer Angkatan Darat, Goesan, Korea Selatan, Rabu (28/2/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Yoon menegaskan bahwa militer harus bersatu dengan rakyat untuk mengalahkan rencana provokasi Korea Utara. Yoon juga menekankan pentingnya mencapai perdamaian melalui kekuatan sendiri, bukan perdamaian palsu yang hanya mengandalkan belas kasih pihak lain.
Dia menyampaikan bahwa Korea Utara adalah satu-satunya negara di dunia yang telah melegalkan penggunaan senjata nuklir dan terus menebar ancaman ke Korea Selatan.
Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut juga menyebut Korea Selatan sebagai musuh utama dan mengancam akan menduduki Korea Selatan sepenuhnya.
"Pemerintah dan militer kami akan mempertahankan kesiapan sikap yang kuat dan tegas sehingga Korea Utara tidak berani menantang Republik Korea dan jika Korea Utara melakukan provokasi, maka akan segera ditanggapi dengan sekuat tenaga," tegas Yoon.
Lebih lanjut Yoon berjanji untuk menyelesaikan rezim pencegahan nuklir terpadu yang merupakan program kerja sama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Mereka akan mempercepat pengembangan sistem tiga sumbu untuk memblokir ancaman nuklir Korea Utara.
Sistem tiga sumbu tersebut melibatkan pertahanan anti-rudal, sebuah program untuk melumpuhkan nuklir-nuklir milik Korea Utara. Red dari berbagai sumber