ITS Punya Medical Center; 60% Tenaga Kesehatan Dilengkapi APD
Miliki poli umum, poli gigi dan Balai Kesejahteraan Ibu Anak (BKIA)
Surabaya, Kabarindo- Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki kebijakan baru dalam menghadapi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kepala Medical Center ITS, dr. Adji Bhayu Kurniadi, menjelaskan sebanyak 60% tenaga kesehatan Medical Center ITS sudah dilengkapi APD dalam menangani pasien. APD tersebut berupa coverall jumpsuit yang mirip dengan baju astronot, penutup kepala, pelindung wajah, masker N95, handscoon dan sepatu bot.
Dokter yang akrab disapa Bhayu ini menekankan, APD sangat berarti bagi tenaga medis. Meskipun bukan merupakan rumah sakit yang langsung bersinggungan dengan pasien Covid-19, namun kekhawatiran itu tetap muncul. Bisa saja pasien yang berobat sudah terjangkit Covid-19, sehingga segala tindakan preventif itu harus dilakukan.
“Tenaga medis kami yang belum mendapat baju APD, terpaksa memakai jas hujan agar terlindung,” ungkapnya.
dr. Bhayu menambahkan, terdapat pula perbedaan lokasi penanganan awal pasien yang hendak berobat. Jika dulu semua dilakukan di meja resepsionis, kini pasien diseleksi dulu di gedung bagian dekat UGD. Mereka akan mendapat formulir yang harus diisi untuk mengecek apakah pasien tersebut orang dalam pemantauan (ODP) atau bukan..
Form tersebut berisi berbagai pertanyaan hal-hal yang dialami pasien beberapa hari terakhir. Seperti apakah pernah keluar negeri, pernah berjumpa dengan orang luar negeri atau orang yang terjangkit Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP). Lalu dicek kondisi pasien seperti apakah demam di atas 38 derajat Celcius, merasa letih, batuk, tenggorokan kering dan diare.
“Jika mayoritas kondisi sesuai dengan form, maka pasien dinyatakan ODP,” jelas lelaki kelahiran Jember ini.
Usai mengisi form, jika dinyatakan ODP, pasien akan langsung disarankan menuju ke Rumah Sakit Umum Airlangga (RSUA) maupun puskesmas untuk ditindak lebih lanjut. Jika hasil menunjukkan bukan ODP, pasien dapat masuk gedung utama dan mendapatkan perawatan sesuai yang dibutuhkan.
“Untuk saat ini yang tersedia di Medical Center ITS hanya Poli Umum, Poli Gigi dan Balai Kesejahteraan Ibu Anak (BKIA),” papar Bhayu.
Tidak hanya berupa pengecekan awal pada pasien, Bhayu mengatakan, berbagai kebijakan di Medical Center juga mendukung penjauhan secara fisik (physical distancing) untuk mencegah penularan virus. Di antaranya penjarakan pada kursi ruang tunggu hingga lebih dari satu meter. Bagi pasien yang hanya ingin minta rujukan dan mengambil obat, tidak perlu masuk ke dalam gedung. Pengambilan obat bisa melalui jendela apotek bagian luar gedung.
Demi menjaga kesterilan gedung, diberlakukan penyemprotan disinfektan setiap hari usai jam kerja. Juga dilakukan sterilisasi dengan disinfektan pada pasien yang hendak masuk gedung.
Medical Center ITS buka selama 8 jam hingga pukul 16.00 selama 5 hari mulai Senin sesuai arahan yang diberlakukan Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD.
Bhayu berharap, melalui penanganan yang cepat dan sesuai prosedur, diharapkan dapat memberikan pengobatan bagi pasien dengan tepat pula. Fasilitas yang memadai juga meningkatkan kinerja tenaga medis dalam memberikan pelayanan.
Penulis: Natalia Trijaji