Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Ironi Libia, Memiliki Cadangan Minyak Terbesar Tapi Terus Dirundung Krisis

Ironi Libia, Memiliki Cadangan Minyak Terbesar Tapi Terus Dirundung Krisis

Internasional | Kamis, 7 Maret 2024 | 22:12 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Ironi Libia, Memiliki Cadangan Minyak Terbesar Tapi Terus Dirundung Krisis

KABARINDO, JAKARTA -- Libia diketahui memiliki cadangan minyak bumi terbesar di Afrika. Namun devaluasi dan inflasi membuat negeri yang sempat diserang Amerika Serikat (AS) ini mengalami krisis.

"Krisis karena depresiasi mata uang telah menaikkan biaya impor makanan dan barang-barang lainnya," kata seorang warga Libia Mohamad al-Weheshi, 29.

Dengan pendapatan bulanan sekitar US$150 atau Rp2,3 juta dia mengaku akan hidup tanpa bisa membeli daging. Mata uang dinar Libia yang secara resmi diperdagangkan pada 4,8 terhadap dolar AS baru-baru ini turun di pasar paralel dari sekitar lima dinar terhadap greenback menjadi 7,5 saat ini.

Analis ekonomi Abubakr al-Tur mengatakan Libia sedang mengalami situasi kritis dengan kenaikan harga dan devaluasi mata uang. Hal ini, katanya kepada AFP, berdampak besar pada daya beli masyarakat, yang semakin tidak mampu memperoleh bahan pokok.

Menyinggung penutupan bisnis dan PHK yang terjadi baru-baru ini, analis tersebut mengatakan hal ini sulit dan berdampak pada semua kelas, kecuali orang kaya.

Perdana Menteri Libia sementara Abdulhamid Dbeibah, yang memimpin pemerintahan yang diakui PBB di Tripoli, mengatakan pemerintahannya mempunyai keprihatinan yang sama dengan rakyat Libia.

Dia bertekad untuk mengembalikan dinar ke tingkat sebelumnya dan menjaga ketidakstabilan ekonomi Libia. Negara ini masih berjuang untuk pulih dari perang dan kekacauan selama bertahun-tahun sejak AS menginvasi dan menggulingkan Moamer Kadhafi pada 2011.

Negara di Afrika Utara yang berpenduduk tujuh juta jiwa ini dilanda ketidakstabilan dan korupsi. Pemerintahan Dbeibah di Tripoli dengan gelisah berbagi kekuasaan dan dana di Libia dengan pemerintahan saingannya di wilayah timur yang kaya minyak yang didukung oleh orang kuat militer Khalifa Haftar.

Libia memperoleh pendapatan bersih sekitar US$20 miliar atau Rp313 triliun per tahun dari ekspor minyak dan gas, yang menyumbang sekitar 95% pendapatan negara.

Sebagian besar dari kekayaan ini digunakan untuk membiayai sektor publik yang membengkak dan mempekerjakan hampir sepertiga penduduk. Selain itu juga untuk subsidi negara yang dimaksudkan untuk menjamin rendahnya harga bahan bakar dan, hingga saat ini, bahan makanan pokok.

Dbeibah telah meluncurkan proyek infrastruktur besar, dengan derek konstruksi kini tersebar di ibu kota. Analis Tur mengatakan pemerintah memang telah melaksanakan proyek-proyek reformasi dan rekonstruksi, namun program-program tersebut masih tidak mencukupi.

Krisis biaya hidup dan krisis uang asing terjadi setelah Bank Sentral Libia mengumumkan langkah-langkah yang dikatakan bertujuan untuk menjamin stabilitas keuangan yang lebih baik.

Undang-undang ini membatasi surat kredit impor, satu-satunya cara sah bagi importir untuk membeli produk dalam mata uang asing untuk pembelian obat-obatan dan produk makanan di luar negeri.

Hal ini memaksa importir mobil, peralatan mesin dan peralatan konstruksi beralih ke pasar paralel untuk mencari mata uang asing. Sementara itu, pembelian mata uang asing oleh masyarakat telah dibatasi hingga $4 ribu per orang per tahun, turun dari $10 ribu atau Rp156 juta.

Daya beli rumah tangga semakin terpukul karena harga bahan makanan pokok seperti pasta, beras, gula dan tepung, yang sebelumnya sebagian besar disubsidi, kini diindeks ke tingkat dolar di pasar paralel.

Sementara itu, beberapa bulan terakhir juga terjadi penundaan pembayaran gaji negara untuk 2,3 juta pegawai negeri Libia dan pembayaran pensiun. "Jadi, ketika harga melonjak, para pensiunanlah yang paling menderita”, kata Mohamad al-Werfalli, 65, yang sedang berbelanja bersama istrinya di supermarket Tripoli. Red dari berbagai sumber


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER