JAKARTA, Kabarindo.com : Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (PMO) membagikan data Hasil Administrasi dan Survei Evaluasi I 2020 dan 2021, Jumat (18/9/2021). Data yang diisi oleh 7.036.726 penerima ini memperlihatkan beberapa data penting. Secara persentase tercatat sebesar 89% penerima berstatus menganggur saat mendaftar.
Sementara hanya 11% yang bekerja saat mendaftar. Para pekerja tersebut tercatat mayoritas 65% merupakan para karyawan/buruh/pegawai/lainnya.
Data tersebut juga menunjukkan mayoritas yang berstatus pekerja berada di sektor informal atau memiliki porsi hingga 76%. Secara pendapatan golongan pekerja menyatakan rata-rata gaji karyawan/buruh/pegawai per bulan sebesar Rp1,3 Juta.
Tidak hanya para pekerja, tapi pendaftar juga ada yang sudah berwirausaha. Porsi para wirausaha tersebut sebesar 35%. Mereka yang sudah berwirausaha masih berada di sektor informal dengan porsi mencapai 81%. Dengan rata-rata omset wirausaha per bulan sebesar Rp1,1 juta.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan Data Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menunjukkan 89% penerima Kartu Prakerja menganggur saat mereka mendaftar program ini. Bukan hanya menganggur karena PHK, namun juga mereka yang fresh graduates dan sedang mencari kerja termasuk juga mereka yang mutung tadi.
Dalam usianya yang baru 1,5 tahun, Program Kartu Prakerja telah memberikan dampak signifikan di tengah situasi sulit akibat pandemi. Sejak Gelombang 1 dibuka pada 11 April 2020 hingga pengumuman penerima Gelombang 20 pada 15 September 2021, program ini sudah menjangkau 10,6 juta penerima manfaat. Rinciannya yaitu 5,5 juta peserta pada 2020 serta 5,1 juta penerima Kartu Prakerja pada 2021.
Mengutip data Badan Pusat Statistik pada 2020, Denni memaparkan bahwa pengangguran dan kemiskinan di Indonesia naik akibat pandemi Covid-19. Pada 2016, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 27,76 juta atau 10,70 persen dari keseluruhan jumlah penduduk. Angka itu terus menurun menjadi 24,79 juta atau menyentuh 1 digit dari keseluruhan jumlah penduduk (9,22%). Namun, akibat pandemi, jumlah penduduk miskin kembali meningkat mencapai 27,55 juta (10,19%).
Tahun lalu, sebanyak 29,12 juta orang penduduk usia kerja terdampak pandemi Covid-19 dengan rincian 2,56 juta orang berhenti bekerja, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan 24,03 juta orang mendapatkan pengurangan jam kerja. Selain itu, ada 0,76 juta orang yang kemudian ‘mutung’ tidak lagi bekerja dan tidak juga mencari kerja atau mencoba memulai usaha, antara lain karena melihat lowongan kerja sedikit.