KABARINDO, JAKARTA-Syakir Daulay mengaku merasa kesulitan saat menjalani debutnya sebagai sutradara melalui film "Aku Bukan Jodohnya".
"Singkatnya dua kata. Pusing banget. Tapi Alhamdulillah Syakir punya guru, punya tim dari TawafTV, punya kru-kru yang luar biasa. Jadi semua kepusingan itu mereka benar-benar menganggap Syakir anak, adik yang memang harus dibantu dalam berkarya," kata Syakir saat dijumpai di Jakarta, Rabu (29/12).
Selain menjadi seorang sutradara di film tersebut, Syakir Daulay juga menulis naskah sekaligus menjadi pemeran utama. Oleh sebab itu, Syakir pun merasa banyak beradaptasi dan belajar dari film "Aku Bukan Jodohnya".
"Pertama syuting cuma dapat 2 scene, karena masih ada jiwa pemainnya kan. Jadi habis take, duduk dulu di ruang ganti. Terus mikir wah nggak bisa kayak gini nih. Berarti gue habis main, harus lanjut nge-direct lagi kan," jelasnya.
"Tapi setiap pulang syuting sampai rumah kan gue punya guru. Jadi selalu dinasihatin tenang. Hadapi masalah tuh harus tenang. Jadi gue bisa berpikir jernih sampai akhirnya 6 bulan dari menulis skenario sampai syuting dan sampai tayang," tambahnya.
Kerja sama
Di sisi lain, Zikri Daulay yang merupakan kakak kandung sekaligus lawan main dari Syakir dalam film ini pun mengaku bahwa dia sangat senang dapat bekerja sama dengan sang adik. Zikri pun mengatakan bahwa saat tiba di rumah, dia pun banyak mendiskusikan terkait film tersebut bersama Syakir.
"Menurut aku karena posisi dia di lapangan sutradara jadi mau nggak mau kita ngikutin. Tapi bukan mau tidak mau juga, sebagai pemain baiknya kita diskusi juga sama sutradara. Banyak dialog-dialog yang kita diskusikan sama Syakir," jelas Zikri.
Sumber: ANTARA