KABARINDO, JAKARTA - Indonesia tampaknya perlu mencari sumber gandum yang baru, imbas dari konflik Rusia dan Ukraina.
Hal itu diungkapkan oleh Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Krisna Gupta.
Ini merupakan bentuk antisipasi, karena konflik itu dikatakan bisa mengganggu distribusi gandum internasional.
Ukraina memasok 23,51 persen gandum Indonesia, dengan Rusia juga memiliki perdagangan erat dengan Indonesia.
"Konflik ini akan berpengaruh besar pada harga pangan di Indonesia dan Indonesia harus segera mencari sumber gandum dan pupuk baru secepatnya untuk membatasi kenaikan harga pangan," kata Krisna.
Konflik ini dikatakan akan bisa mengubah peta perdagangan dunia ke depannya.
Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan global sudah mendapat banyak tantangan sepanjang pandemi dalam dua tahun terakhir.
Kini, keadaan itu diperparah dengan adanya konflik Rusia-Ukraina, yang harus segera diselesaikan menurut Krisna.
Pupuk, gandum, dan energi - jika tiga hal ini langka, maka harga produk turunan akan ikut naik.
"Konflik global akan memberikan tantangan terhadap inflasi, terutama produk pangan dan energi," ujar Krisna.
"Indonesia harus memanfaatkan G20 untuk bersama-sama membangun rantai nilai yang lebih resilien atau tahan banting dan membatasi meluasnya dampak perang Rusia-Ukraina."
Sumber: Antara
Foto: Antara