KABARINDO, SANAA – Houthi Yaman menyerukan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mencontoh Malaysia dan ikut melarang kapal kargo Israel berlabuh di pelabuhan-pelabuhan mereka. Kelompok Houthi diketahui telah melancarkan serangan udara terhadap kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah.
“Operasi angkatan laut Yaman tidak menjadi sumber kekhawatiran bagi siapa pun kecuali entitas Zionis yang mendorongnya untuk menghentikan agresinya dan menghentikan pengepungannya terhadap Gaza, dan seluruh dunia harus mengambil posisi ini dan tidak membiarkan entitas ini melampaui batas, melanggar semua nilai-nilai dan kesucian,” kata Juru Bicara Houthi Mohammed Abdulsalam, dikutip laman Middle East Monitor, Jumat (22/12/2023).
Dia secara khusus memuji langkah yang diambil Malaysia dalam melarang kapal-kapal Israel berlabuh di pelabuhan negaranya sebagai bentuk protes atas agresi ke Jalur Gaza. Abdulsalam mengingatkan kembali bahwa Israel telah melanggar hukum internasional dengan melakukan pembantaian terhadap penduduk Palestina di Gaza.
Malaysia telah melarang kapal kargo berbendera Israel untuk berlabuh di pelabuhannya. Larangan itu diberlakukan sebagai bentuk protes Negeri Jiran atas agresi Israel di Jalur Gaza.
“Pemerintah Malaysia memutuskan untuk memblokir dan melarang perusahaan pelayaran ZIM yang berbasis di Israel untuk berlabuh di pelabuhan mana pun di Malaysia,” kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (20/12/2023) lalu.
ZIM adalah perusahaan pelayaran terbesar Israel. Pada 2002 silam, kabinet pemerintahan Malaysia mengizinkan ZIM untuk menyandarkan kapalnya di pelabuhan-pelabuhan di negara tersebut.
Anwar Ibrahim, yang sejak 7 Oktober 2023 telah berulang kali mengutuk agresi Israel di Gaza, memutuskan mencabut izin berlabuh bagi kapal-kapal ZIM. “(Malaysia) juga memutuskan untuk tidak lagi menerima kapal berbendera Israel untuk berlabuh di negara ini,” ucap Anwar.
Selain itu, Anwar mengatakan, kapal-kapal yang menuju Israel juga akan dilarang memuat kargo di pelabuhan-pelabuhan Malaysia.
“Sanksi ini merupakan respons terhadap tindakan Israel yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan melanggar hukum internasional melalui pembantaian serta kebrutalan yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina,” ujar Anwar.
Tokoh berusia 76 tahun itu yakin perdagangan Malaysia tidak akan terpengaruh dengan keputusan pelarangan masuknya kapal-kapal berbendera Israel atau menuju Israel ke negara tersebut. Malaysia diketahui tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Anwar Ibrahim adalah salah satu tokoh yang lantang mengecam dan mengutuk agresi Israel ke Gaza. Pada Oktober lalu, Anwar sempat menyampaikan bahwa dia memahami terdapat banyak risiko ketika ia dan negaranya secara lantang menyuarakan dukungan untuk perjuangan Palestina. Namun Anwar memilih tak menghiraukan hal tersebut dan akan terus mengangkat penderitaan rakyat Palestina di panggung internasional.
“Ya, saya tahu ada banyak risiko (ketika menyuarakan dukungan pada Palestina). Saya tidak punya pilihan lain karena ada pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan,” kata Anwar, dilaporkan Malay Mail, 22 Oktober 2023 lalu.
Dia menambahkan, Israel perlu ditekan untuk menghentikan agresinya saat ini ke Jalur Gaza. “Jika dibiarkan, dampaknya akan buruk pada keamanan regional. Kita perlu melibatkan negara-negara lain,” ucapnya.
Anwar pun sempat ditanya apakah Malaysia akan mengadukan Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait tindakannya terhadap rakyat Palestina. “Kami tidak ingin sendirian. Saya yakin semua negara perlu bersatu mencari solusi bagi rakyat Palestina,” ujar Anwar merespons pertanyaan tersebut. Red dari berbagai sumber