KABARINDO, JAKARTA - Menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November setiap tahunnya, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengurangan emisi karbon melalui program Community Forest.
Digagas sejak 2022, program yang juga sejalan dengan prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG) ini, berpotensi menyerap emisi karbon sebesar 600.000 ton CO2 per tahun.
Inisiatif ini merupakan wujud nyata dukungan Pupuk Kaltim terhadap upaya pemerintah mencapai target Net Zero Emission 2060.
Hingga November 2024, program community forest yang tersebar di lima provinsi di Indonesia, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat telah mencapai 6,38 persen dari target penanaman 10 juta pohon di 2030. Bibit pohon yang telah ditanam meliputi mangrove dan buah-buahan seperti mangga, nangka, durian, alpukat dan sirsak. Tak hanya itu, terdapat juga tanaman buah langka seperti matoa, bisbul, menteng dan gandaria.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo mengungkapkan, “Alhamdulilah, menuju penghujung tahun 2024 ini, pohon yang kami tanam terus bertambah. Melalui program Community Forest ini, Pupuk Kaltim berhasil memanfaatkan kembali lahan tidur menjadi produktif. Dari total 638.872 pohon yang telah ditanam di area seluas 322 hektare lahan, Pupuk Kaltim dapat memberikan dampak positif ke berbagai pihak, mulai dari lingkungan, hingga nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. ”
Tak hanya untuk pelestarian lingkungan, Pupuk Kaltim juga menciptakan peluang ekonomi dengan pelibatan petani dan masyarakat sekitar. Diintegrasikan dengan program MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) dan Agrosolution, Pupuk Kaltim menciptakan ekosistem yang dapat mendukung petani dan masyarakat sekitar. Petani dan masyarakat di sekitar wilayah tanam dibekali dengan pendampingan berkelanjutan melalui edukasi untuk mengolah dan memelihara tanaman untuk meningkatkan produktivitas, hingga pendistribusian hasil panen.
Pendampingan berkelanjutan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberi manfaat berkelanjutan bagi semua kalangan, baik secara ekologis maupun humanis. Dari hasil pemanfaatan lahan tidur program Community Forest ini, Pupuk Kaltim membuka peluang ekonomi untuk membantu kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar. Sehingga, dampak yang dicapai dari program Community Forest mencakup pelestarian lingkungan, produktivitas lahan, peningkatan kualitas udara, hingga kesejahteraan masyarakat.
Berkaca pada Hari Menanam Pohon Indonesia, Pupuk Kaltim percaya bahwa pelestarian lingkungan seperti penanaman pohon merupakan tanggung jawab bersama, baik dari aksi korporasi, kolaborasi dengan stakeholder lain, maupun inisiatif masyarakat. Di samping penanaman pohon, Pupuk Kaltim juga aktif menjalankan berbagai inisiatif lain dalam rangka membantu penurunan emisi karbon serta menjaga kelestarian lingkungan, seperti konversi kendaraan operasional ke kendaraan listrik, proyek revamping Pabrik 2, rencana pembangunan pabrik Soda Ash, hingga pengembangan sumber-sumber energi terbarukan seperti clean ammonia.
Ke depannya, Pupuk Kaltim ingin memperluas dampak positif secara langsung, terutama bagi lingkungan hidup dan masyarakat sekitar. “Sebagai pelopor transformasi hijau dalam industri pupuk dan petrokimia, kami ingin program Community Forest menjadi inspirasi banyak pihak untuk memulai perjalanan mereka dalam pelestarian lingkungan dengan prinsip kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat. Kami percaya, melalui kerja sama dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tutup Soesilo.