Jakarta, Kabarindo- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Pusat Pengembangan Perfilman memperingati Hari Film Nasional (HFN) ke 69 yang jatuh pada 30 Maret 2019.
Rangkaian acara yang digelar pada HFN tahun ini adalah Kampanye Film, Pameran Sejarah Perfilman, Pemutaran Film Indonesia, Bincang Film dan Apresiasi Kesetiaan yang puncaknya akan dilaksanakan pada Kamis s.d Sabtu, 28 s.d 30 Maret 2019 bertempat di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kemendikbud.
Tema HFN tahun ini adalah “Film Indonesia Keren”.
Pameran Perfilman akan menampilkan Film Indonesia dari Masa ke Masa, diisi oleh beberapa pemangku kepentingan perfilman antara lain Sinematek Indonesia yang akan menampilkan arsip, peralatan perfilman dan data perfilman.
Pejuang stunt menampilkan atraksi pemeran pengganti (stunt), Slowmobooth menampilkan demo kamera slowmo, asosiasi casting Indonesia, demo make up dan visual effect, AINAKI menampilkan animasi Indonesia, pertunjukan Unyil legendaris dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, animasi virtual, dan sebagainya.
Puncak Perayaan HFN yang berupa seremonial dilaksanakan pada Jumat, 29 Maret 2019 pukul 13.00 – 15.00 yang ditandai dengan rangkaian acara sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta akan dihadiri Presiden RI Bapak Jokowi yang akan memberikan Apresiasi Kesetiaan kepada 10 (sepuluh) orang sineas Indonesia yang telah bekerja lebih dari 30 (tiga puluh) tahun dibidangnya masing-masing, dan menyerahkan sertifikat kompetensi secara simbolis kepada insan film yang telah bersertifikat.
Selain itu juga ada penandatanganan Prasasti lokasi pertama pembuatan film Darah dan Doa karya Sutradara Usmar Ismail.
Perayaan HFN ini dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari para sineas senior dan yunior, komunitas film, organisasi usaha dan kegiatan Perfilman, pejabat di lingkungan Kemdikbud dan kementerian lembaga lainnya, para guru dan pelajar Indonesia, serta penerima beasiswa Perfilman yang di fasilitasi oleh Kemdikbud.
Jumlah undangan sebanyak lebih dari 1500 (seribu lima ratus) orang.
Perayaan HFN ini juga diperingati diberbagai daerah antara lain di Bandung Jawa Barat, Sulawesi Barat, Sumatera Barat dan sebagainya dengan menggunakan berbagai fasilitas milik Kemdikbud di daerah, antara lain mobil bioskop keliling sebanyak 127 (seratus dua puluh tujuh) unit, peralatan pemutaran film sebanyak 40 (empat puluh) unit, Laboratorium Seni Budaya dan Film (LSBF) sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) unit di 73 sekolah di Indonesia, serta di 24 (dua puluh empat) SMK yang telah membuka program studi film di sekolahnya masing-masing.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P mengatakan “Tanggal 30 Maret merupakan hari bersejarah bagi perkembangan perfilman Indonesia, dimana tepatnya 69 tahun lalu sutradara Indonesia, yaitu Usmar Ismail memproduksi film pertamanya yang berjudul Darah dan Doa. Sehingga layak jika tanggal 30 Maret disebut sebagai hari bersejarah bagi para insan perfilman Indonesia.
Mendikbud juga menambahkan bahwa almarhum Usmar Ismail telah mendapatkan gelar sebagai Bapak Film, dan saat ini sedang diusulkan sebagai Pahlawan Nasional bidang perfilman. Darah dan Doa menjadi film pertama Indonesia karena sutradara dan para kru semuanya adalah putra dan putri Indonesia”.
Peringatan HFN menjadi momentum berharga dan bermakna bagi masyarakat Indonesia, karena film Indonesia bukan hanya sebagai cermin budaya bagi bangsa tetapi lebih juga sebagai refleksi bagi insan perfilman dan perwujudan kecintaan masyarakat terhadap perfilman Indonesia yang semakin berkembang.
Lebih lanjut, Mendikbud mengharapkan agar Film Indonesia di samping sebagai tontonan juga diharapkan agar dapat menjadi tuntutan yang dapat mendukung peningkatan karakter bangsa. Mendikbud berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung dan mengapresiasi karya film anak bangsa dengan menonton film Indonesia di bioskop-bioskop yang ada di sekitar kita.
Anda sudah nonton film apa hari ini?