KABARINDO, BEKASI - Pengerajin tempe dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melakukan aksi mogok berjualan buntut dari kekecewaan naiknya harga komoditi kedelai impor di Pulau Jawa.
Dilansir dari Antara, seorang pengerajin tempe bernama Yanto (37) mengungkap bahwa ia telah berhenti produksi sejak Sabtu (19/2/2022). Alhasil tidak ada barang yang bisa dijual ke pasar hingga hari ini.
"Proses bikin tempe itu butuh waktu tiga hari, jadi kami benar-benar berhenti produksi sejak Sabtu dan Minggu kemarin. Otomatis hari ini tidak ada barangnya," kata Yanto di tempat produksi tempe miliknya, Jalan Zamrud Selatan Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (21/2/2022).
Yanto menjelaskan bahwa aksi mogok itu dilakukan setelah menerima surat edaran dari Primer Koperasi Perajin Tahu Tempe (Primkopti) Jawa Barat yang meminta menunjukkan solidaritas agar tidak memproduksi barang hingga Rabu (23/2/2022).
"Kami sih ikutin aturan saja. Karena sama-sama perajin, jadi harus saling memahami, biar pemerintah tahu kalau yang kesulitan itu para perajin," katanya.
Harga Kedelai Makin Melambung
Yanto juga mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai semakin melambung tinggi.
"Satu karung itu kan 50 kilogram, nah kalau dua karung harganya sebelum naik cuma berkisar Rp700-800 ribu. Kalau sekarang, dua karung sudah Rp1,1 juta. Terasa banget naiknya," katanya.
BACA JUGA: Viral Video Guru Pondok Pesantren Bakar Handphone Santrinya
Kendati demikian, saat ini Yanto telah ancang-ancang untuk memproduksi tempe agar bisa kembali menjual ke pasar pada Kamis (24/2/2022).
Yanto mengaku baru akan kembali menjual tempe di pasaran pada Kamis (24/2/2022) mendatang.
"Makanya hari ini rebus dulu kedelainya. Besok baru digiling, dicuci, dijemur, Terus Rabu tinggal dibentuk, dipotong. Baru ada di pasar hari Kamis nanti," kata dia.
Sumber/Foto: Antara