Jakarta, Kabarindo- Pandemi diperkirakan memicu peningkatan terhadap kehamilan tidak direncanakan setidaknya lebih dari 400 ribu kelahiran, angka tersebut mengancam keberhasilan program KB di Indonesia termasuk beberapa tujuan kesehatan Indonesia yang berfokus kepada pencegahan stunting dan juga keberhasilan bonus demografi.
Untuk mengantisipasi melonjaknya angka kehamilan tidak direncanakan, BKKBN bersama DKT Indonesia berkolaborasi mengusung iklan layanan masyarakat ‘Gerakan KB Mandiri di Masa Pandemi’ lewat kegiatan komunikasi di media massa, khususnya Televisi Nasional.
Bapak Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) ditemui dalam webinar bertema pencegahan stunting melalui kontrasepsi (13/10) menjelaskan “Di lingkungan kita masih banyak pasangan usia subur yang tidak ingin hamil namun belum menggunakan alat kontrasepsi, khususnya bagi yang baru saja melahirkan. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 4,7 hingga 5 juta kelahiran setiap tahunnya, atau setiap 500 ribu perempuan ada 5 ribu perempuan di Indonesia yang hamil dan melahirkan setiap tahunnya. Untuk itu, penting untuk menggunakan kontrasepsi guna menjaga jarak dan membatasi kehamilan”.
“Selain itu jarak kehamilan juga sangat berpengaruh terhadap kejadian stunting, jarak birth to birth interval lebih dari 3 tahun terbukti lebih banyak mengurangi kejadian stunting dibandingkan dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun yang hampir dua kali lipat meningkat kejadian stuntingnya, sehingga kontrasepsi menjadi pilihan untuk menjaga jarak antar kehamilan setidaknya lebih dari 36 bulan” Ujar Bapak Hasto menjelaskan.
Di sisi lain, President Director DKT Indonesia, Bapak Juan Enrique Garcia menambahkan “Saat ini masih banyak masyarakat yang enggan menggunakan kontrasepsi karena berbagai mitos yang beredar di masyarakat seperti berat badan naik, jerawatan, dan haid tidak teratur, dan belum tentu kebenarannya. Selain itu Covid-19 semakin menurunkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi modern dikarenakan banyak masyarakat yang takut pergi ke klinik. Untuk itu, selain mendorong masyarakat untuk ber-KB dengan mendatangi klinik dokter maupun bidan secara langsung, kami juga ingin mendorong masyarakat untuk melakukan KB mandiri salah satunya dengan penggunaan kondom ataupun Pil KB yang bisa didapatkan secara mandiri”.
Ada 6 alternatif metode kontrasepsi yang bisa digunakan oleh masyarakat selama pandemi ini, yaitu:
1. Kondom;
2. Pil KB;
3. KB Suntik;
4. IUD;
5. Implan;
6. Sterilisasi.
“Terlepas dari pandemi Covid-19, program KB di Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa tantangan diantaranya masih tingginya angka kematian Ibu dan Bayi, menurunnya partisipasi masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi modern, masih tingginya angka kehamilan remaja umur 15-19 tahun, serta masih tingginya kehamilan yang tidak direncanakan dan tingginya tingkat putus pakai kontrasepsi. Untuk itu, Iklan Layanan Masyarakat ‘Gerakan KB Mandiri di Masa Pandemi’ bersama BKKBN ini kami harapkan dapat menggugah masyarakat Indonesia kembali akan pentingnya penggunaan kontrasepsi, khususnya di masa pandemi” Ungkap President Director DKT Indonesia.
Rencananya, Iklan Layanan Masyarakat tersebut akan ditayangkan sepanjang bulan Oktober hingga November 2020 di 9 jaringan TV nasional di Indonesia.
“Dengan adanya kerjasama dengan DKT Indonesia berupa iklan layanan masyarakat ‘Gerakan KB Mandiri di Masa Pandemi’ di berbagai media massa, kami berharap semakin banyak yang mau menggunakan kontrasepsi untuk menjaga jarak dan merencanakan kehamilan” Tutup Kepala BKBBN.
Saksikan iklan layanan masyarakat ‘Gerakan KB Mandiri di Masa Pandemi’ melalui link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=F3HEG_QiGy0