JAKARTA, KABARINDO--Gempa di Rusia berkekuatan 8,7 SR bukan gempa biasa. Sepanjang sejarah bumi, gempa ini merupakan terdahyat keenam dari bencana yang pernah tercatat.
Tak hanya menggetarkan daratan, gempa Rusia ini juga memicu gelombang tsunami setinggi tiga hingga empat meter yang menerjang pesisir Kamchatka. Sebuah ancaman nyata yang mengingatkan kita pada tragedi serupa di masa lalu.
Kekuatan gempa M 8,7 ini setara dengan guncangan mematikan di Chile pada 2010 silam. Kala itu, lebih dari 500 nyawa melayang dan kerusakan parah tak terhindarkan. Data CNN menyebut, insiden di Chile menjadi bukti betapa dahsyatnya dampak gempa dengan kekuatan serupa.
Bahkan, gempa Rusia ini menjadi yang terdahsyat setelah peristiwa pilu di Ekuador dan Kolombia pada 1906. Gempa maha dahsyat di dua negara Amerika Selatan itu menewaskan lebih dari 1.500 orang. Sebuah catatan kelam yang wajib menjadi pengingat.
Lantas, bagaimana dengan gempa terbesar yang terakhir kali menghantam Bumi? Tentu kita tak bisa melupakan gempa magnitudo 9,0 yang meluluhlantakkan Tohoku, Jepang, pada Maret 2011.
Kala itu, tsunami setinggi 40 meter menyapu bersih daratan, merenggut 18 ribu jiwa, dan melumpuhkan infrastruktur. Bandara, jalan raya, rel kereta api, ratusan ribu bangunan, semua hancur lebur.
Tak hanya itu, kebocoran pada reaktor nuklir di Fukushima menjadi horor tersendiri. Kerugian akibat gempa ini ditaksir mencapai $360 miliar, atau setara Rp5,8 kuadriliun, menjadikannya bencana alam termahal sepanjang sejarah.
Gempa Tohoku 2011 tak hanya meninggalkan jejak duka di Jepang, namun juga memicu tsunami di berbagai belahan dunia, termasuk Hawaii, California, Peru, dan Kepulauan Galapagos. Sebuah bukti nyata bahwa kekuatan alam tak mengenal batas geografis.
Dengan segala rekam jejaknya, gempa Rusia M 8,7 ini patut kita waspadai. Apakah ia akan memicu rentetan bencana serupa di wilayah lain? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, satu hal yang pasti, kita harus selalu siaga dan belajar dari setiap peristiwa.
