KABARINDO, LONDON -- Biaya pengiriman kargo melalui Laut Merah telah meningkat hingga puluhan ribu dolar. Hal itu dipicu penargetan kapal-kapal yang terkait Israel atau menuju pelabuhan Israel oleh kelompok Houthi Yaman. Tindakan tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi pada Palestina.
Pasar asuransi London telah mendaftarkan wilayah Laut Merah bagian selatan sebagai salah satu wilayah berisiko tinggi. Kapal harus memberi tahu perusahaan asuransi mereka ketika berlayar melalui wilayah tersebut dan juga membayar premi tambahan yang biasanya untuk periode pertanggungan tujuh hari.
Menurut perkiraan pasar pada Selasa (12/12/2023), premi risiko perang telah meningkat pekan ini menjadi antara 0,1 persen-0,15 persen hingga 0,2 persen dari nilai sebuah kapal, dari 0,07 persen pada pekan lalu. Meskipun berbagai diskon akan diterapkan, hal ini tetap berarti biaya tambahan puluhan ribu dolar untuk perjalanan tujuh hari.
“Insiden terbaru ini menunjukkan tingkat ketidakstabilan lebih lanjut yang dihadapi operator komersial di Laut Merah yang kemungkinan akan terus mengalami peningkatan dalam jangka pendek hingga menengah,” kata Munro Anderson, kepala operasi spesialis risiko perang laut, Vessel Protect, bagian dari Pen Underwriting perusahaan asuransi, dikutip laman Middle East Monitor.
Beberapa perusahaan pelayaran telah memilih untuk mengubah rute kapal mereka melalui Tanjung Harapan, menjauh dari Laut Merah. Pengubahan rute itu menambah waktu perjalanan dan biaya tambahan. Pelabuhan Ashdod di selatan Israel, yang merupakan salah satu terminal utama negara itu, mengatakan serangan Houthi merupakan ancaman langsung terhadap perdagangan maritim Israel.
Mantan wakil laksamana Angkatan Laut Kerajaan Inggris Duncan Potts mengatakan, sekitar 23 ribu kapal melewati Selat Bab Al-Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden. Dia menilai, dengan jumlah kapal sebanyak itu, Houthi dapat dengan mudah memilih target.
“Serangan-serangan ini berpotensi menjadi ancaman ekonomi strategis global dibandingkan sekadar ancaman geopolitik regional,” ujar Potts yang kini menjabat sebagai direktur di Universal Defence and Security Solutions. Red dari berbagai sumber