KABARINDO, JAKARTA – Upaya memadukan inovasi energi hijau dengan pembinaan olahraga kembali mendapat panggung besar pada Indonesia Sport Summit (ISS) 2025. Dalam forum yang menyatukan berbagai pelaku industri olahraga nasional itu, Geothermal Soccer Indonesia (GSI) tampil mencuri perhatian dengan memaparkan program pengembangan sepak bola berbasis energi panas bumi untuk tahun 2026. Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dan mendorong lahirnya talenta muda dari ekosistem energi hijau tersebut.
Indonesia Sport Summit 2025 yang berlangsung di Indonesia Arena, GBK Senayan, pada 6–7 Desember ini merupakan ajang perdana Kemenpora yang menggandeng sektor industri olahraga secara lebih luas. Di antara berbagai kolaborasi yang hadir, keterlibatan energi hijau menjadi salah satu sorotan, terutama melalui kiprah GSI yang sebelumnya sukses menggelar Geothermal Soccer Championship 2025, kompetisi sepak bola pertama di Indonesia yang mengusung tema energi ramah lingkungan.
Keberhasilan ajang tersebut membuat GSI kembali dipercaya Kemenpora untuk melanjutkan perannya dalam industri sepak bola sekaligus memperkuat edukasi dan promosi geothermal di Tanah Air. Bahkan, GSI juga telah aktif memperkenalkan energi panas bumi di berbagai forum seperti IIGCE 2025, menegaskan komitmen mereka membangun jembatan antara olahraga dan energi berkelanjutan.
Pada ISS 2025, Ketua GSI Carson Hakama mengumumkan dua program unggulan untuk tahun depan: Geothermal Youth League U-14 dan Geothermal League 2026. Dalam paparannya, Carson menjelaskan bahwa liga usia muda tersebut akan melibatkan Kemenpora serta Asosiasi Pembina Sepakbola Usia Muda Seluruh Indonesia (APSUMSI). Kompetisi bakal digelar dengan format liga di kabupaten/kota penghasil panas bumi. Para juara regional nantinya akan bertanding di laga puncak yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Program ini kami rancang untuk menjaring talenta terbaik dari berbagai daerah panas bumi. Para pemain terpilih nantinya akan mendapatkan beasiswa dan pembinaan melalui program Bapak Asuh Geothermal, sebagai bekal menuju level nasional,” ujar Carson.
Selain pembinaan usia dini, GSI juga menyiapkan kelanjutan Geothermal League, kompetisi yang mempertemukan para pemangku kepentingan sektor panas bumi. Ajang ini bertujuan mempererat hubungan antarpihak sekaligus memperkuat kampanye energi hijau melalui pendekatan yang lebih inklusif.
Melalui serangkaian program tersebut, edukasi mengenai energi panas bumi diharapkan menjangkau masyarakat lebih luas dan berkontribusi pada akselerasi pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia. Menpora Erick Thohir dalam kesempatan yang sama memberikan apresiasi dan dukungan penuh.
“Saya menyambut baik inisiatif GSI. Kolaborasi seperti ini tidak hanya mendorong pembinaan sepak bola, tetapi juga membawa pesan besar tentang pentingnya energi berkelanjutan bagi masa depan,” tutur Erick.
Menutup pemaparannya, Carson Hakama berharap seluruh pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga pelaku usaha panas bumi dan jasa pendukungnya—dapat bersatu menyukseskan program ini.
“Tujuan akhirnya sederhana namun besar: menghadirkan bibit-bibit pemain unggul dari lapangan panas bumi untuk mengharumkan lapangan hijau Indonesia,” ujarnya.





