KABARINDO, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan Kembali mengutuk kegagalan Barat untuk menghentikan serangan Israel tanpa henti terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Dia menyebut kegagalan Barat ini sebagai hal yang memalukan bagi kemanusiaan.
"Sejarah akan menilai dengan tepat mereka yang bertanggung jawab atas penyebab adegan mengerikan ini, mereka yang telah mencoba melegitimasinya, dan mereka yang telah menutup mata terhadapnya," kata Erdogan, berbicara di upacara Penghargaan Besar Budaya dan Seni Presiden di Ankara.
"Ini memalukan bagi umat manusia bahwa begitu banyak negara terkemuka tidak berdaya dalam menghadapi serangan brutal Israel yang didasarkan pada pembantaian dan pencurian," kata dia, dilansir dari TRT World, Kamis (21/12/2023).
Erdogan kemudian menyatakan harapannya, bahwa 2024 akan menjadi tahun ketika para penindas menerima hukuman yang pantas mereka dapatkan, dan luka-luka yang tertindas disembuhkan.
Sementara itu, juru bicara PBB, Stephane Dujarric menyampaikan keprihatinan atas melonjaknya jumlah korban tewas di Jalur Gaza ketika pertempuran antara Israel dan kelompok Palestina Hamas berlanjut hingga hari ke-75 pada Rabu waktu setempat.
"Jumlahnya tidak dapat diterima dan sangat besar serta tidak jelas dan kata sifat apa pun yang ingin Anda gunakan selama beberapa waktu," kata Stephane Dujarric, dilansir Middle East Monitor, Kamis (21/12/2023).
"Sekali lagi, kami ingin melihat gencatan senjata kemanusiaan. Kami ingin senjata tidak lagi digunakan karena kami dapat menjangkau masyarakat Gaza yang paling membutuhkan bantuan saat ini," katanya.
Dujarric yang merupakan juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menekankan pentingnya membangun kembali jalur politik menuju solusi dua negara antara Israel dan Palestina.
Israel telah membumihanguskan Jalur Gaza sejak serangan hamas 7 Oktober lalu. Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 19.667 orang Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di kantong itu.
Serangan gencar Israel telah meninggalkan Gaza dalam reruntuhan dengan setengah dari persediaan perumahan wilayah pesisir rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi di dalam kantong berpenduduk padat di tengah kekurangan makanan dan air bersih.
Hampir 1.200 orang Israel diyakini telah terbunuh dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 orang menjadi sandera. Red dari berbagai sumber