KABARINDO, JAKARTA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan mereka yang menutup mata terhadap pembantaian dan kekejaman Israel akan sangat menyesal.
Dia mengatakan bahwa mereka yang menyebabkan pembantaian sekitar 25 ribu orang tak berdosa di Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, akan menghadapi “konsekuensi berat” dari tindakan mereka.
“Terus terang, negara-negara Barat dan lembaga keamanan internasional, yang baru-baru ini mendapat ujian buruk dalam masalah Gaza, tidak lagi memiliki kredibilitas,” kata Erdogan, Jumat (19/1/2024).
Dia juga menyebut bahwa pihak-pihak yang selama ini memberi penilaian tentang HAM dan kebebasan telah menutup mata terhadap anak-anak, bayi, dan perempuan yang dibunuh secara brutal selama 105 hari terakhir, sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.
“Mereka puas hanya menyaksikan kebiadaban, yang meningkat menjadi genosida, yang dilakukan oleh Fuhrer masa kini (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, serta kelompoknya yang haus darah terhadap Palestina,” kata Erdogan.
Sementara itu, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, pada Kamis (18/1/2024) malam menyatakan tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan 1967, tidak akan ada keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Pernyataan Abu Rudeineh itu menanggapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan tidak akan ada negara Palestina.
“Seluruh kawasan ada di ambang letusan gunung berapi akibat kebijakan agresif otoritas pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina dan hak-hak sah mereka,” kata jubir. Red dari berbagai sumber