KABARINDO, DEPOK- Pada pertengahan Februari hingga awal Maret diprediksi meningkatnya Covid-19 Varian Omicron. Imbauan kepada masyarakat untuk lebih disiplin jalani protokol kesehatan pun digaungkan kembali.
Pemberian vaksin booster pada kelompok rentan, dalam hal ini lansia, menjadi upaya pemerintah melindungi mereka dari serangan Omicron. Vaksin booster dinilai bisa memberikan perlindungan ekstra di situasi pandemi yang masih terjadi sampai sekarang.
"Vaksin booster sangat efektif melawan Omicron," tegas Ahli Epidemiolgi Griffith University Australia, Dicky Budiman.
Ia melanjutkan, ini bisa dilihat di studi Israel, termasuk juga beberapa negara bagian Amerika Serikat yang paling meledak adalah wilayah dengan cakupan vaksin boosternya kurang atau tidak ada sama sekali.
Lalu, efektivitas vaksin booster dalam menghadapi Omicron juga bisa dilihat di studi yang dilakukan di Australia. Jadi, pada negara bagian yang cakupan vaksin boosternya tinggi, kasus penularan infeksi ataupun hunian rumah sakit, jauh lebih rendah.
"Jadi, kalau bicara vaksin booster, secara umum, memberi dampak baik pada kesehatan manusia. Meski, sudah di-booster pun tidak menjamin seseorang tidak akan terinfeksi," terang Dicky.
Kementerian Kesehatan mencatat hingga 18 Januari 2022, sudah 300 juta suntikan vaksin Covid-19 diberikan. Secara detail, untuk dosis pertama telah mencapai 177.577.002, dosis kedua (120.985.959), dan dosis ketiga atau booster sudah disuntikkan sebanyak (1.676.424).
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi terus mengingatkan kepada masyarakat agar tidak pernah kendor patuhi protokol kesehatan.
"Meski sudah divaksin dosis lengkap maupun booster, masyarakat diminta untuk tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan 5M untuk memberikan perlindungan optimal," tambah Siti Nadia, beberapa waktu lalu.
Sumber: IDX Channel.com
Foto: radiopelitakasih.com