Enfagrow A+ Ajak Orang Tua Optimalkan Kecerdasan Akademis & Emosional Anak
Surabaya, Kabarindo- Generasi Alfa yang lahir saat pandemi Covid-19 memiliki tantangan yang lebih kompleks. Menurut data yang dirilis oleh The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melalui program Learn the Signs. Act Early., 1 dari 6 anak usia mulai 3 tahun mengalami penyesuaian capaian perkembangan. Kondisi ini mempengaruhi bagaimana anak-anak bermain, belajar, berbicara, bertindak atau bergerak.
Intervensi dini (sebelum usia sekolah) sangat diperlukan, karena dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan anak untuk mempelajari keterampilan baru. Untuk membantu orang tua dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak, CDC baru-baru ini membuat penyesuaian surveillance milestones & tools, terutama pada checklist untuk anak usia 15 - 30 bulan.
Sejalan dengan data CDC, hasil polling online yang dilakukan oleh Enfagrow A+ bersama Tiga Generasi baru-baru ini juga menemukan terjadinya penyesuaian capaian perkembangan kecerdasan akademis dan emosional pada generasi Alfa yang lahir dan tumbuh pada masa pandemi. Melalui polling yang dilakukan dengan menilai sejumlah skillset yang diharapkan dapat dikuasai anak pada usia tertentu, terungkap bahwa sebanyak 18,2% responden menyatakan anaknya belum mampu mengikuti instruksi dua langkah ketika berusia 2 tahun dan 24,2% responden menyatakan anaknya belum mampu mendorong tangan keluar lubang baju atau mendorong kaki keluar lubang celana saat dibantu berpakaian pada usia 12 bulan.
Selain penyesuaian milestone kecerdasan akademis dan emosional tersebut, generasi Alfa juga menghadapi tantangan digitalisasi dan otomatisasi yang diperkirakan maju sekitar 5 tahun lebih pesat. Segala perubahan ini menambah urgensi untuk menyiapkan si kecil menghadapi masa depan yang dinamis.
Menjawab kebutuhan ini, Enfagrow A+ menggandeng psikolog Ajeng Raviando, Psi. untuk mendampingi para Ibu dalam upaya memaksimalkan kecerdasan akademis & emosional si kecil melalui acara A+ Masterclass yang diadakan di Jakarta pada 9 Oktober 2022 dan Surabaya pada 30 Oktober 2022 nanti.
Stimulasi, nutrisi dan lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama kecerdasan akademis dan emosionalnya. Kondisi yang tak menentu seperti pandemi membuat pola stimulasi dan lingkungan mengalami perubahan yang signifikan, seperti meningkatnya paparan gadget dan berkurangnya interaksi dengan lingkungan. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.
Karenanya, Ajeng mengajak orang tua untuk memberikan perhatian khusus agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di tengah kondisi pandemi. Ia menjelaskan, selama pandemi, banyak situasi yang tidak menentu, sulit diprediksi dan terjadi banyak perubahan secara signifikan. Hal ini tidak hanya berat bagi orang dewasa, namun juga membingungkan bagi anak-anak dan berpengaruh terhadap tumbuh kembang si kecil.
“Disini peran orang tua semakin penting untuk memastikan si kecil mendapatkan perasaan aman dan mendukung stimulasi guna mengoptimalkan kecerdasan emosionalnya,” ujarnya pada Kamis (13/10/2022).
Lazuardi Putra, Category Manager Nutrition Reckitt Indonesia, mengatakan dengan semakin dekatnya era VUCA serta percepatan digitalisasi dan otomatisasi, si kecil yang lahir pada masa pandemi menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Persyaratan untuk sukses bukan hanya menjadi juara akademis di kelas, namun juga memiliki kecerdasan emosional.
“Kami menyadari para ibu membutuhkan panduan baru untuk menjawab ini. Karena itu, melalui A+ Masterclass, kami ingin mendampingi para Ibu dalam upaya mengembangkan kecerdasan akademis dan emosional si kecil, serta mengingatkan pentingnya asupan nutrisi yang optimal bagi si kecil,” ujarnya.
A+ Masterclass membagikan pengetahuan tentang keseimbangan pengembangan kecerdasan akademis melalui 4 pilar yaitu pemecahan masalah, memori, kosa kata dan kognitif. Sedangkan pengembangan kecerdasan emosional melalui 4 pilar yaitu memotivasi diri, pengendalian diri, empati dan leadership.
Enfagrow A+ MFGM Pro dengan DHA yang lebih tinggi membantu ibu untuk mendukung perkembangan generasi Alfa. MFGM (Milk Fat Globule Membrane) adalah lapisan alami lemak susu yang kaya nutrisi, yang sering kali hilang dalam proses pembuatan susu bubuk formula. Dibutuhkan lebih dari 500 kilogram susu hanya untuk mendapatkan 1 kilogram MFGM, yang mengandung beragam jenis lemak esensial dan protein guna mendukung perkembangan kognitif dan emosional si kecil.