Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Internasional > Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah Meninggal Dunia

Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah Meninggal Dunia

Internasional | Minggu, 17 Desember 2023 | 05:35 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah Meninggal Dunia

KABARINDO, KUWAIT - Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah meninggal dunia pada Sabtu, (16/12/2023) dalam usia 86 tahun, menurut istana kerajaan, hanya tiga tahun setelah mengambil alih kekuasaan di produsen minyak Teluk yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS).

Penyebab kematiannya belum diungkapkan. Emir dirawat di rumah sakit akhir bulan lalu karena apa yang digambarkan oleh kantor berita negara sebagai masalah kesehatan darurat, namun dia mengatakan bahwa kondisinya stabil, demikian diwartakna Reuters.

Putra Mahkota Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah, (83), yang telah menjadi penguasa de facto Kuwait sejak 2021, ketika emir yang sakit menyerahkan sebagian besar tugasnya, ditunjuk sebagai penerus Syekh Nawaf.

Kuwait mengumumkan 40 hari berkabung dan penutupan departemen resmi selama tiga hari. Para pemimpin dunia memberikan penghormatan kepada Syekh Nawaf dan menyampaikan belasungkawa kepada penggantinya, Syekh Meshal, keluarga Al Sabah, dan rakyat Kuwait.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X bahwa dia sedih mendengar meninggalnya Syekh Nawaf, yang dia gambarkan sebagai teman baik Inggris yang akan dikenang dengan penuh kasih.

Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed menulis di X bahwa Sheikh Nawaf adalah pemimpin bijaksana yang memainkan peran utama dalam memperkuat hubungan Kuwait-UEA.

Syekh Nawaf menjadi emir pada September 2020 setelah kematian saudaranya, Syeikh Sabah, yang telah memerintah selama lebih dari satu dekade dan membentuk kebijakan luar negeri negara tersebut selama lebih dari 50 tahun.

Sheikh Nawaf dipandang oleh para diplomat sebagai pembangun konsensus meskipun pemerintahannya ditandai dengan perselisihan yang intens antara pemerintah dan parlemen terpilih, yang telah menghambat reformasi struktural utama di negara Teluk yang kaya akan minyak tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, konsensus kembali muncul antara pemerintah dan parlemen.

Kuwait, pemilik cadangan minyak terbesar ketujuh di dunia, berbatasan dengan Arab Saudi dan Irak, dan terletak di seberang Teluk dari Iran. Kuwait diinvasi dan diduduki oleh Irak pada 1990, memicu perang Teluk pertama beberapa bulan kemudian pada 1991 ketika Amerika Serikat dan negara-negara lain mengalahkan Irak dan membebaskan Kuwait.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER