Duo Sineas Joel Soh & Andre Chiew; Memuji Aktor Indonesia
Bens Restaurant, Pavillion, Bukit Bintang, KL, Kabarindo- Menyeruak senyum dan jabat tangan erat dari Joel Soh dan memperkenalkan koleganya Andre Chiew.
Yah, pihak Astro Shaw menepati janjinya kemarin siang, Senin (26/11) redaksi ditemani pengurus PSM-Persatuan Seniman Malaysia bisa mengkonfrontir banyak hal adegan per adegan termasuk production value dari Film Drama Action berjudul Polis Evo 2 yang di dua hari penanyangannya sudah raih RM 3,5 Juta artinya menuju 1Juta penonton di sepekan penayangannya sebelum tayang di Singapore, beberapa hari kemudian termasuk Jakarta-Indonesia.
Karya bersama Astro Shaw-Malaysia dan Surya Citra Media-Indonesia memang pantas diapresiasi dengan standing ovation.
Tidak hanya skenario dari tim panelis belasan orang termasuk Salman Aristo juga keterlibatan tim artistik Hong Kong untuk persenjataan dan post pro dan grading di Bangkok Thailand.
Joel memang sengaja menebar banyak semiotika sinematografi karena pengagum.Quentin Tarantino ini tidak mau klise.atau sekedar menjiplak adegan film aksi laga Hollywood, walau ia dan Andre suka dan mengapresiasi film Indonesia seperti Raid2 atau Headshot.
"Banyak simbol dan pesan tersirat mulai dari scene awal sampai akhir jelang closing yang memang selalu saya diskusikan perspektifnya dengan Andre tapi yang jelas mulai dari Raline Shah, Tanta Ginting, Mike Lucock dan Cok Simbara so dedicated dan profesional patut diacungi jempol gestur dan ekspresi yang mereka hadirkan. Raline yang kami amati baru pertama kali berakting macho dan sekuat laki-laki yang tidak hanya ahli pertempuran jarak dekat dengan aksi laga juga menembak jarak jauh. Apalagi Tanta yang betul-betul total sehingga saya berdua puas," papar Joel yang membuang pandangan ke koleganya Andre bahwa ia bergandengan memproduksi karya yang tidak saja utuh dinikmati sebagai hiburan drama aksi tapi juga sarat dengan pesan moral.
Sani (Zizan) dan Rian (Raline Shah) ada dua polisi beda negara yang punya dedikasi dengan value yang tetap saja membanggakan akan etos dan epos mereka sebagai pelindung masyarakat.
Andre menambahkan bahwa mereka terlibat dalam workshop penulisan skenario termasuk mendiskusikan tentang penggunaan diksi akan sebuah keyakinan.
"Sekali lagi memang tidak mau klise dan harus ada yang baru dikarya kami dan semua didukung oleh aktor tiga negara, Indonesia, Malaysia dan Singapura, kami berdua puas. Akting Raline dan Tanta begitu natural dan hidup sehingga karakternya sangat kuat," jelas Andre menambahkan.
Joel menggarisbawahi walau sudah sequel tapi Polis Evo2 ini berdiri sendiri saat Khai (Shaheizy Sam) baru kenalan dengan Sani di Evo I tapi sequel ini mereka sudah menjadi sahabat. Kedua tokoh sentral ini sengaja di menit ke-20 dipisahkan dan penghujung scene kembali bertemu dengan dialoq yang inspiring.
So, redaksi makanya melihat format hampir paripurna dari Polis Evo2 saat ditonton laiknya naik Roller Coaster dimulai dengan scene yang slow tapi sangat bermakna dengan simbol ceceran darah yang digunakan membuat redaksi menunda menyeruput soda atau sekedar mengunyah pop corn.
Dramaturgi yang menyayat hati sampai putusan duo sineas muda cerdas ini menyuguhkan scene yang unpredictible saat Riky Kumolo (Tanta Ginting) harus menodongkan pistolnya ke Sani sekedar menguji kesetiaannya.
Tidak berhenti disitu saja dalam situasi chaos Anda sebagai penonton pun akan dibuat kecele dan unpredictible akan eksekusi akhirnya.
Film ini membuat Anda berfikir atas imajinasi yang berserakan mau yang mana tapi bersiap untuk terperangah karena film ini lebih dari sekedar action drama, penasaran ?
Doakan saja tanah air akan mendapat giliran secepatnya setelah Malaysia, Singapore dan Indonesia......!
Dont Miss It......!