KABARINDO, JAKARTA - Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia (DMI), Konjem Pol Purn Dr H Syafruddin MSI mengimbau para tokoh-tokoh politik agar tidak menggunakan masjid untuk berkampanye. Namun, Dia tak melarang mereka ke masjid untuk beribadah.
Demikian diutarakan Syafruddin kepada wartawan usai memimpin rapat pleno harian DMI, di kantor DMI, Jalan Matraman Raya, Jumat (21/7/2023). Menurut Syafruddin, masjid adalah tempat ibadah yang suci, rumah Allah, rumah Tuhan.
"Tokoh-tokoh politik yang sedang berkontestasi, boleh saja beraktivitas di masjid. Tetapi ingat, masjid adalah tempat untuk beribadah. Jadi tolong jangan dicampuri dengan hal-hal lain, agar kesucian masjid bisa terus terjaga," ujar Syafruddin.
Dia juga mengatakan, DMI tidak bisa melarang tokoh-tokoh politik datang ke masjid untuk beribadah, sholat Jumat, atau macam-macam kepentingan. Asalkan jangan dipakai kampanye, mempengaruhi orang, menggiring orang untuk memilih dirinya, memilih partainya, atau memilih kelompoknya.
MUKTAMAR DMI
Pada kesempatan tersebut, Syafruddin juga mengungkapkan, DMI berencana untuk melaksanakan muktamar ke-9 setelah pelaksanaan Pemilu bulan Februari 2024. Tujuannya agar muktamar DMI terjaga, tidak terkontaminasi, terkontraksi kontestasi politik. Selain itu, pengurus DMI tidak "genit" ikut ke kelompok yang berkontestasi dan memanfaatkan masjid berkampanye.
"Kenapa kita laksanakan setelah Pemilu, karena DMI sebuah organisasi besar, jumlah masjid sekitar 1 juta, dan pengurus masjid-nya kira-kira 10 juta orang. Sehingga kita kuatir, DMI terkontraksi dalam kontestasi politik," ujar Syafruddin.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Nasional pada bulan Juli 2023, Pengurus DMI memutuskan agar Rakernas dilaksanakan setelah Pemilu 2024. Pelaksanaannya diundur sesaat setelah pemilu. Foto: Istimewa