Dorong Anak Lahap Makan untuk Optimalkan Tumbuh Kembang
Surabaya, Kabarindo- KALBE Nutritionals mengakui masalah makan pada anak bisa jadi gejala dari masalah kesehatan lain yang lebih besar atau bahkan masalah psikologis pada anak.
Junita, Business Unit Head Morinaga GUM, KALBE Nutritionals, mengatakan jika anak susah makan, upaya pertama yang harus dilakukan adalah mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat serta memulai pola makan yang sehat.
Kesulitan makan (feeding difficulties) adalah istilah umum yang mencakup semua masalah makan, terlepas dari etiologi (penyebab atau sumber suatu penyakit atau kelainan), tingkat keparahan atau konsekuensinya. Ini mencakup semua masalah yang mempengaruhi proses pemberian makanan kepada anak. Kesulitan makan biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama seperti yang disarankan oleh Kerzner yaitu nafsu makan terbatas, asupan selektif dan takut makan. Semua kategori ini memiliki subtipe, termasuk masalah makan yang salah persepsi serta kesulitan makan organik maupun non organik.
dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals, mengatakan masalah makan (feeding difficulties) memiliki bentuk, jenis dan gejala yang bermacam-macam. Misalnya ada anak yang tidak/kurang nafsu makan, pilih-pilih jenis makan dan anak yang maunya jenis makanan tertentu (picky eaters), anak yang tidak mau makan sama sekali atau makannya sedikit dan anak yang tidak bisa menelan makanan karena berbagai sebab.
Masalah makan paling banyak karena faktor psikologis, pola asuh atau makanan itu sendiri. Hal ini tidak bisa diabaikan namun harus diperhatikan, karena gangguan organik seperti anak sakit, demam, gusi bengkak, sakit menelan, mual muntah dan gangguan saluran cerna serta penyakit lain seperti gangguan motorik dan sensorik di area mulut sampai ke pencernaan.
“Masalah makan ini harus diatasi dengan mengobati masalah organisnya, psikologis dan nutrisinya, agar tumbuh kembang anak bisa optimal,” papar dr. Muliaman Mansyur. di acara Penyebab dan Dampak Masalah Makan Terhadap Tumbuh Kembang Optimal, baru-baru ini.
Studi global menunjukkan anak yang mengalami gangguan nafsu makan berkisar 14% - 50% pada anak prasekolah dan sekitar 7% - 27% pada anak yang lebih besar. Di Indonesia, hasil studi IPSOS pada ibu yang memiliki anak usia 1-6 tahun di Jabodetabek dan Medan menunjukkan 55% orang tua di Indonesia menyatakan anaknya memiliki masalah nafsu makan.
Masalah makan pada anak juga menarik perhatian Vera Itabiliana S. Psi, psikolog anak di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia. Menurutnya, beberapa faktor psikologis bisa mengubah nafsu makan anak.
“Orang tua yang juga memiliki feeding difficulties atau sering menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman, dapat berkontribusi pada kebiasaan anak pilih-pilih makanan (picky eaters). Lalu pemberian variasi menu makanan yang terbatas juga menyebabkan anak memiliki masalah feeding difficulties,” ujarnya.
Menurut Vera, makanan bervariasi dengan ragam rasa dan tekstur penting diajarkan sejak dini untuk mengembangkan penerimaan makanan. Lingkungan makanan di rumah termasuk ketersediaan makanan yang berbeda dan kebiasaan makan anggota keluarga, dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi makanan anak.
Ia menambahkan, jika anak memiliki pengalaman negatif dengan makanan tertentu, mereka mungkin tidak menyukai makanan itu dan ragu mencobanya lagi. Faktor emosional lain seperti stres, perubahan rutinitas atau kecemasan juga bisa mempengaruhi nafsu makan dan keinginan anak mencoba makanan baru, yang berujung memicu anak susah makan.
Peran orang tua sangat penting untuk membuat anak lahap makan. Hal ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah seperti memprioritaskan aspek tumbuh kembangnya, membuat jadwal makan bersama secara teratur, menyajikannya dengan berbagai menu masakan, menstimulasi perilaku makan positif dan mendorong anak mencoba makanan baru, tanpa memaksanya terlalu keras, tetap tenang dan hindari menyalahkan atau mengkritik anak karena kesulitan makan.
“Orang tua tidak perlu panik jika anak mengalami masalah susah makan. Prioritaskan solusi yang paling penting untuk mengatasi masalahnya dengan mencapai dan mempertahankan berat badan serta melatih pola makan yang sehat untuk anak. Orang tua memang perlu bersikap ekstra bijak dan memahami kebutuhan anak, baik fisik maupun psikis agar anak lahap makan,” ujar Junita.