Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Ditjen Pajak Godok Aturan Bea Meterai dalam Transaksi Saham

Ditjen Pajak Godok Aturan Bea Meterai dalam Transaksi Saham

Ekonomi & Bisnis | Senin, 21 Februari 2022 | 15:31 WIB
Editor : Nara Ibrahim

BAGIKAN :
Ditjen Pajak Godok Aturan Bea Meterai dalam Transaksi Saham

KABARINDO, Jakarta - Direktorat Jenderal atau Ditjen Pajak Kementerian Keuangan menjelaskan bahwa mereka masih menggodok ketentuan rinci terkait pengenaan bea meterai Rp10.000 untuk transaksi saham

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak, Neilmaldrin Noor, menjelaskan bahwa ketentuan pengenaan bea tersebut tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10/2020 tentang Bea Meterai.

Pengenaan bea meterai dalam transaksi saham pun mengacu ke aturan itu. Menurut Neil, UU 10/2020 menjelaskan bahwa objek bea meterai ialah konfirmasi transaksi (trade confirmaton) serta penerbit dokumen adalah pemungut bea meterai adalah penerbit dokumen. Saat ini, Ditjen Pajak masih menyusun ketentuan terkait pemungut bea meterai dalam konteks transaksi saham.

Ditjen Pajak Godok Aturan Bea Meterai dalam Transaksi Saham

 "Direktorat Jenderal Pajak saat ini tengah menyusun aturan penegasan mengenai siapa saja pemungut bea meterai tersebut," ujar Neil pada Senin (21/2/2022).

Rumor terkait pengenaan bea meterai senilai Rp10.000 untuk transaksi saham terus menjadi perbicangan hangat. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, pun angkat bicara. Saat ini belum terdapat penerapan bea meterai karena perlu adanya ketentuan teknis terkait.

"Ketentuan bea meterai telah berlaku sejak Januari 2021, dan meterai elektronik sudah tersedia sejak Oktober 2021 untuk pemenuhan bea materai atas dokumen elektronik seperti trade confirmation atas transaksi bursa, sedangkan pada Maret 2022 adalah penunjukan anggota bursa sebagai wajib pungut bea meterai," ujar Laksono pada Senin (21/2/2022).

Laksono menambahkan bahwa trade confirmation tetap terutang bea meterai meskipun tidak dipungut oleh anggota bursa. Nasabah pun tetap terutang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, terkait dengan sistem anggota bursa, Ditjen Pajak dan regulator telah menyelenggarakan serangkaian sosialisasi dan lokakarya (workshop) sejak awal 2021.

Laksono mengatakan langkah itu agar anggota bursa memahami ketentuan dan mempersiapkan sistem jika mendapat penunjukkan sebagai pemungut bea meterai dan/atau ingin memfasilitasi pemenuhan materai bagi nasabah.

"Kebutuhan pengembangan dan infrastruktur dari anggota bursa berbeda beda, bergantung pada jumlah nasabah aktif masing masing setiap hari. Ditjen Pajak juga telah mempermudah proses pemungutan jika sistem belum siap, dengan dikeluarkannya Peraturan Dirjen yang mengatur bahwa pemungutan dapat dilakukan secara manual," ia menambahkan.

Sumber Berita: Bisnis
Foto: Antara


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER