Dinsos Gandeng OK Oce Kembangkan Urban Farming di Panti
Jakarta, KABARINDO-Portal- Dinas Sosial DKI Jakarta menggandeng Perkumpulan Gerakan OK Oce (PGO) dalam merencanakan urban farming atau pertanian perkotaan di panti-panti sosial milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Banyaknya warga binaan sosial yang menghuni panti DKI dan adanya lahan yang memadai, mendorong ide tersebut agar terwujud.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan menyampaikan, di dalam urban farming itu nanti akan menghasilkan tanaman-tanaman organik. Jika hasilnya memuaskan, bisa untuk dikonsumsi sendiri atau nanti dijual di gerai-gerai di Jakarta.
"Di panti kami punya sumber daya manusia dan lahan yang cukup memadai. Jadi kami coba manfaatkan agar mereka lebih produktif. Kami mulai yang kecil-kecil dulu yang penting menghasilkan," ujar Masrokhan saat paparan kerjasama dengan OK Oce jelang buka puasa bersama pada Rabu sore (31/5).
Ia melanjutkan, warga binaan yang berada di panti-panti itu nanti dapat dilibatkan dalam urban farming itu. Nanti mereka diajarkan bagaimana cara menanam yang baik oleh perwakilan OK Oce yang bergerak di bidang pertanian.
Dengan melibatkan warga binaan, katanya, selain memaksimalkan potensi sumber daya manusia, pengembangan urban farming ini akan menjadi modal keterampilan bagi warga binaan jika sudah keluar dari panti atau kembali kepada kelurga.
"Sedangkan bagi warga binaan yang menjadi residu, akan membuat mereka lebih produktif. Maka kami mulai dari panti kami. Meskipun sekarang ini panti sudah bersih dan wangi, tapi jangan hanya tidur, makan dan pembinaan. Ke depan tidak hanya itu," ungkap Masrokhan.
Ia juga menyampaikan, panti-panti di Dinas Sosial ke depannya harus memiliki keunggulan. Karena panti memiliki sumber daya, sarana dan prasaran, serta potensi untuk pertanian. Dengan begitu, semua bekerja saling bersinergi untuk menghasilkan sesuatu. Tidak ada yang menganggur.
Sementara itu, perwakilan PGO dari bidang Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan, Riyadh Assegaf menyampaikan, pihaknya membantu Dinas Sosial karena melihat potensi sumber daya yang cukup memadai untuk mengembangkan pertanian di panti.
"Kami ingin arahkan ke sesuatu yang produktif, yang menjadi kebutuhan setiap harinya. Agar membuat residu menjadi produktif," ujar Riyadh.
Riyadh mengatakan, di panti ada potensi sumber daya manusia yang cukup besar. Sedangkan panti juga memiliki lahan yang bisa digunakan agar lebih produktif. Sehingga tidak hanya menjadi resapan air, taman, dan sebagainya.
"Lahan bisa jadikan ladang setidaknya untuk konsumsi sendiri. Teman-teman yang bekerja mendapatkan suatu hasil dari yang ditanam, hasilnya bisa dikelola dengan baik. Jika bisa hasilkan real packaging, bisa dijual di gerai-gerai hasil-hasil dari panti," kata Riyadh.
Ia melanjutkan, apabila panti mampu transformasikan sumber daya manusia, Jakarta akan memiliki sumber pangan sendiri dari panti.
"Tanaman organik punya nilai jual yang sangat tinggi. Dengan biaya yang lebih rendah. Kenapa mahal karena nggak ada yang melakukannya dan butuh biaya pengiriman. Tapi nanti itu bisa ada di panti," ungkap Riyadh.