KABARINDO, Stockholm - Membangun kembali kepercayaan dan landasan bersama sangat penting di saat terjadinya pergolakan dan berbagai krisis di Eropa, kata Ann Linde, Menteri Luar Negeri Swedia dan Ketua Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) pada hari Kamis (2/12).
Dalam sambutan pembukaannya di Pertemuan Dewan Menteri OSCE ke-28 di Stockholm, Linde mendesak negara-negara peserta untuk mengelola perbedaan tanpa menggunakan konfrontasi. Dan, sedapat mungkin, untuk menemukan jalan umum ke depan.
Presiden Majelis Parlemen OSCE Margareta Cederfelt pada sambutan pembukaannya menyatakan, "Di seluruh OSCE, ada kebutuhan mendesak untuk mengurangi dan mempromosikan solidaritas dan persatuan yang lebih besar. Jelas, kami tidak dapat menyetujui semuanya. Tetapi kesempatan bertemu secara langsung setelah dua tahun mendatangkan banyak keuntungan."
Pertemuan Dewan Menteri OSCE biasanya diadakan setiap tahun. Pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi COVID-19, menyebabkan perhelatannya di tahun lalu, untuk pertama kalinya, digelar melalui telekonferensi video. Tahun ini, acara berlangsung tanggal 2-3 Desember 2021.
Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) adalah organisasi antar pemerintah berorientasi keamanan terbesar di dunia. Mandatnya mencakup isu-isu seperti kontrol senjata, promosi hak asasi manusia, kebebasan pers, dan pemilihan umum yang adil. OSCE juga peduli dengan peringatan dini, pencegahan konflik, manajemen krisis, dan rehabilitasi pasca-konflik.
Dari 57 negara yang berpartisipasi, sebagian besar berada di Eropa, namun ada beberapa perwakilan dari Asia dan Amerika Utara.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengeluhkan di Twitter bahwa "OSCE hari ini dalam keadaan suram. Ia telah menjadi sandera dari disiplin blok di dalam UE dan NATO dan telah terperosok dalam manajemen mikro." *** (Foto: osce.org)