KABARINDO, JAKARTA, Beautysakon.id - Desainer muda dan aktivis lingkungan Migi Rihasalay terus menggaungkan kegiatan kreatif bagi warga di kawasan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Migi mengungkapkan bahwa dirinya sedang menjalankan sejumlah proyek untuk mendukung anak-anak dan warga Tanjung Lesung, terkait dengan upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan keterampilan.
Salah satu fokus utamanya, lanjut Migi, adalah mengajarkan anak-anak cara mendaur ulang limbah industri, seperti kain perca, limbah pantai, hingga material alam seperti ranting dan daun mati, menjadi karya seni yang bernilai.
“Kami menggunakan limbah dapur, sampah pantai, dan limbah alam seperti ranting dan daun, mengubahnya menjadi produk seni,” kata kepada wartawan di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/204).
Langkah yang dilakukan desainer yang baru saja tampil di Jember Fashion Week (JFW) 2024 itu, merupakan bagian dari inisiatif di Kampung Joglo, Tanjung Lesung, yang diharapkan dapat menjadi pusat kreatif dan wadah bagi anak-anak untuk belajar serta berkreasi.
Migi juga menyoroti pentingnya membekali anak-anak dengan keterampilan yang dapat mereka gunakan di masa depan.
Melalui Sunday Morning Club yang rutin diadakan setiap tiga bulan, anak-anak setempat belajar berbagai teknik kerajinan tangan, seperti membuat cangkir dari tanah liat, produk seni dari kardus, dan berbagai kerajinan ramah lingkungan lainnya.
Hingga saat ini, sudah ada 45 anak yang bergabung, dengan potensi untuk bertambah hingga 59 anak.
Desainer dan aktivis lingkungan Migi Rihasalay.
“Kami ingin mengurangi ketergantungan anak-anak pada gadget dan mengarahkan mereka untuk lebih kreatif dan peduli lingkungan. Kami mengajarkan teknik yang nantinya bisa mereka gunakan untuk menghasilkan produk yang bisa dijual, mendukung UMKM lokal,” kata Migi.
Kembali dijelaskannya, program ini tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga melibatkan warga dewasa, terutama para ibu.
“Kami melibatkan ibu-ibu lokal dalam proyek Jember Fashion Carnaval untuk membuat kostum, memanfaatkan limbah kain dan plastik,” kata Migi.
Proyek ini memberi peluang kepada ibu-ibu setempat untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Migi juga berencana membangun pabrikbb konveksi di Tanjung Lesung guna mendukung pemanfaatan kerajinan khas Tanjung Lesung, yang saat ini sudah memasuki tahap persiapan awal.
“Kami baru menyelesaikan 10 persen persiapan, termasuk meja kerja dan mesin-mesin,” katanya.
Pabrik ini nantinya akan memberdayakan warga lokal, memberikan kesempatan kerja yang lebih luas, sekaligus mendukung industri kreatif di wilayah tersebut.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, Migi berharap proyek-proyek ini tidak hanya membantu ekonomi lokal, tetapi juga mendorong potensi ekspor produk ramah lingkungan dari Tanjung Lesung.
Dengan posisi Tanjung Lesung sebagai kawasan ekonomi khusus, Migi optimis proyek ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, sekaligus mendorong pengembangan sektor pariwisata dan industri kreatif di daerah tersebut.
“Kami tanamkan benih-benih kreativitas, yang nantinya akan tumbuh dan memberi dampak bagi masa depan anak-anak serta masyarakat lokal,” pungkasnya.